Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Kelemahan Incumbent Menuju Pilwako Tanjungpinang 2018
Oleh : Habibi
Rabu | 12-04-2017 | 12:38 WIB
bismarr1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Pengamat Politik dari Umrah. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Umur jabatan Wali Kota Tanjungpinang yang saat ini dipegang oleh Lis Darmansyah tinggal menghitung bulan. Akan berakhir pada Januari 2018. Melihat dari 4 tahun lebih kinerja Pemerintahan Lis Darmansyah dan Syahrul, menurut pengamat politik dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah), Bismar, banyak kelemahan yang bisa dijadikan sebagai senjata oleh lawannya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang.

 

Menurut Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Umrah ini, kelemahan tersebut merupakan persoalan yang sangat mendasar, yaitu kebutuhan masyarakat sehari-hari. Dia melihat, dari sisi kebutuhan air dan listrik di Tanjungpinang, masih dirasa belum dapat diintervensi oleh Pemerintah.

"Memang secara kalkulasi politik, incumbent sangat diuntungkan, karena menguasai birokrasi. Tapi jangan salah, jika permasalahan dasar saja tidak bisa diselesaikan, maka monopoli incumbent tersebut akan cacat," kata Bismar saat dihubungi BATAMTODAY.COM, Rabu (12/4/2017).

Aktivis Politik ini mengatakan, harusnya Lis-Syahrul dimasa pemerintahan periode pertama ini benar-benar menyelesaikan permasalahan masyarakat. Selama 4 tahun 6 bulan masa pemerintahan Pak Lis dan Pak syahrul ini benar-benar diinvestasikan mereka untuk pekerjaan politik. Ketika tidak bisa bekerja secara maksimal, ini akan menjadi catatan yang bisa dimainkan oleh lawan politik-nya untuk menilai kinerja incumbent.

"Pertanyaanya selama 4 tahun 6 bulan, Pak Lis bisa memberikan penilaian yang baik dari masyarakat atau tidak?" kata Bismar.

Bismar mengatakan, pada beberapa aspek memang terlihat adanya perubahan di Kota Tanjungpinang. Namun, mangenai kebutuhan dasar masih dikecewakan. Mulai dari ketersediaan air bersih, menurut Bismar Pemerintah Kota Tanjungpinang belum mampu melakukan intervensi untuk menyediakan air bersih kepada masyarakat.

"Meskipun ada PDAM, tapi Pemko harusnya juga mampu mengintervensi. Bagaimana pemerintah bisa menjamin ketersediaan air bersih bagi masyarakatnya," tutur Bismar.

Kemudian, kata dia, Listrik juga menjadi masalah dan lagi-lagi Pemerintah Kota Tanjungpinang belum dapat mengintervensi pihak PLN. Meskipun sudah baik, tapi dewasa ini masih ada wilayah yang belum dialiri listrik.

"Kemudian persoalan kesehatan dan pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. pertanyaannya apakah kedua hal ini sudah bisa dijawab oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang. Sekarang kita berbicara kepuasan masyarakat terhadap pemerintahnya, jika masih ada keluhan, tentunya ini belum dapat dilakukan dengan maksimal," tutur Alumni Universitas Riau tersebut.

Kemudian, tentunya masalah yang hingga saat ini belum dapat diselesaikan, yaitu banjir. Menurut Bismar, untuk mengatasi banjir, memang sudah ada upaya yang dilakukan Pemko Tanjungpinang, hanya saja belum sukses.

"Khususnya daerah yang menjadi langganan. Meskipun sudah ada upaya, tapi masyarakat inginnya kan kelar. Ketika ada persoalan, Pemerintah cepat tanggap untuk menyelesaikan. Makanya saya bilang belum sukses, karena daerah yang menjadi langganan sampai hari ini masih kebanjiran," tutur Bismar.

Bismar mengatakan, melihat waktu yang ada, kemungkinannya kecil untuk memperbaiki "borok" yang ada. Akan tetapi, menurut Bismar, itu tergantung Lis dan Syahrul, jika memang komitmen, maka dengan waktu yang tinggal beberapa bulan lagi ini, itu bisa diminimalisir.

Editor: Yudha