Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tak Ada Kata Menyerah dalam Kamus Pak Mustofa
Oleh : Suci Rahmadani
Selasa | 28-03-2017 | 13:26 WIB
jambu-pak1.gif Honda-Batam

Mustofa alias Pak Dhe, pemilik Jambu Marina Agrowisata. (Foto: Suci)

Menuju kesuksesan tidak segampang membalikkan telapak tangan. Butuh kerja keras, keuletan dan mengalami jatuh bangun. Insya Allah, semua perjuangan pantang menyerah akan berbuah manis. Berikut penuturan Mustofa, pemilik Marina Jambu Agrowisata kepada WWW.BATAMTODAY.COM.

Awal mula menggeluti usaha pertanian saat dia bekerja sebagai karyawan jeruk manis selama satu setengah tahun. Disitu ia mendapatkan ilmu dan belajar untuk merawat tanaman hingga menghasilkan buah yang sehat dan segar.

Pada tahun 2009, pria asal Semarang ini mengadu nasib ke Batam. Ia mulai menggeluti usaha bidang pertanian dari lahan yang didapatnya dan mempraktekkan ilmu yang didapat. Pertama mencoba menanami sayuran, selama satu tahun ia berjibaku agar tanaman sayurnya bisa suksek. Harus memikul air untuk menyiram sayur seluas 2,6 hektar.

Namun kerja kerasnya itu tidak membuahkan hasil, malah rugi besar akibat pengeluaran yang besar sedangkan pemasukan tidak ada. Tanah di Batam beda dengan tanah di Jawa.

"Tanah disini kuning karena mengandung bauksit dan bebatuan. Sulit untuk ditanami sayuran yang haus air dan tanaha yang gembur," kata pria yang biasa disapa Pak De tersebut. "Akhirnya di tahun 2010 saya menyerah," kenangnya.

Namun ia tak lantas menyerah dengan kegagalannya menanam sayu. Pria kelahiran 5 Maret 1969 tersebut berpikir keras mencari ide tanaman yang cocok untuk jenis tanah di Batam. Ia mencoba menanami pohon jambu biji sebanyak 180 batang di Marina. Ternyata buah jambu biji bisa berbuah dengan baik.

"Dulunya saya coba pasarin di Pasar Panindo, Aviari, Tiban center, dan Sekupang. Setiap panen saya antar kesana, dan alhamdulillah lama kelamaan menjadi kenal," katanya.

Selain itu dia juga mencoba untuk menjualkan sendiri di depan kebun jambu biji, dan jus buah jambu biji. Lama-kelamaan ia membuka wisata cara menanam pohon jambu. Ketika musim panen, pengunjung bisa memetik sendiri buah jambu tersebut dan dihargai Rp25 ribu per kilo.

"Dulu sih yang mengunjungi sedikit, dan lama-kelamaan menjadi di kenal baik turis maupun atau orang lokal, dan tiket untuk masuk hanya Rp15 ribu," katanya.

Ditambah lagi kunjungan anak sekolah, untuk mengetahui penanaman yang baik dan benar agar menghasilkan buah yang sehat dan segar. Bibit yang digunakan saat penanaman sangat bagus memiliki kualitas tinggi. Disitulah uang mulai menghampiri pak Dhe ini.

"Sekarang kami menerima pesanan cangkokan, dan menjamin selama 5 bulan kedepan tanaman akan berbuah, untuk itu dihargai setinggi 40 cm harganya Rp50 ribu. Sedangkan untuk setengah meter Rp150 ribu," terangnya.

Pada kesempatan tersebut, ia memberikan masukan kepada generasi muda agar tidak gampang menyerah untuk mencapai kesuksesan adalah semangat yang kuat dan pantang menyerah.

"Kunci kesuksesan adalah semangat yang kuat, saya enggak langsung sukses seperti sekarang ini. Orang banyak bilang sekarang uang jinak sama saya, tapi mereka tidak tau sebelum ini apa yang saya sudah jalani, mereka hanya taunya saat saya sudah sukses saja," pungkasnya.

Editor: Yudha