Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Teguh Deswanto, Budak Pinang Arranger dan Song Writer Lagu-lagu Hits
Oleh : Ismail
Sabtu | 25-03-2017 | 08:00 WIB
musisipinangteguh.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Teguh Deswanto yang setia dan ramah melayani penikmat kopi di kedainya. (Foto: Ismail)

BAGI para musisi Kota Tanjungpinang, sosok satu ini tak asing lagi. Terlebih, ia adalah putra asli Kota Gurindam yang sukses berkarya di blantika musik nasional. Siapakah dia itu? Berikut hasil perbincangan wartawan BATAMTODAY.COM, Ismail dengan Teguh Deswanto.

Teguh Deswanto. Saat mendengar namanya, orang awam tentu saja bertanya siapa dia sebenarnya? Namun, pertanyaan itu akan terjawab dengan beberapa karyanya yang tidak asing terdengar di telinga. Inilah musisi, sekaligus pencipta lagu-lagu hits di Indonesia.

Banyak lagu ciptaannya, disenandungkan musisi top tanah air. Diantaranya, lagu berjudul "Bukan Rayuan Gombal" dilantunkan Judika. Lagu "Karenaku Kutelah Denganmu, Doa Untuk Cinta, dan Kata Siapa dibawakan Ari Lasso dan Ariel Tatum.

Kemudian, bersama Dewi Q lagu karya Teguh berjudul "50 Tahun Lagi" dinyanyikan grup penyanyi Warna. Lagu inilah yang kemudian diperbarui untuk Yuni Sara-Raffi Ahmad. Bunga Citra Lestari juga menyanyikan karya Teguh berjudul "Kecewa". Serta sejumlah penyanyi lain seperti Nafa Urbach dan Sheila Marcia.

Ditemui di sebuah kedai kopinya yang diberi nama, "Kedai Kopi Friendly" kawasan Kilometer 7, Tanjungpinang. Teguh Deswanto, kala itu tampak santai menyuguhkan kopi kepada pelanggannya. Selama dua tahun ke belakang, ia memutuskan untuk pulang ke Tanjunpinang. Setelah belasan tahun berkarya di Ibukota Jakarta.

Di kedai kopi ini juga, Teguh juga senang menyebutnya sebagai tempat kerja. Di kedai itu dia menulis lagu, mengaransemennya, lalu mengirimkannya kepada Aquarius tempat dia terikat kontrak.

"Sekarang bekerja di industri musik lebih fleksibel. Tidak seperti dulu yang harus terlibat seratus persen di setiap prosesnya," ucap Teguh.

Perjalanan Karier Teguh

Meski sudah melahirkan beberapa karya hits di Indonesia. Perjalanan karir Teguh, tidak diperolehnya dengan gampang. Berbagai macam bentuk penolakan sudah dirasakannya pada awal mula ia berkarier.

Teguh merupakan salah satu siswa SMA Negeri 2 Tanjungpinang pada angkatan 1987. Namun, pengalaman belajar di bangku SMA 2 Tanjungpinang hanya dirasakannya tak kurang dari satu tahun. Pada tahun yang sama, ia memutuskan keluar dari sekolah itu dan merantau ke Yogyakarta.

"Tahun 87 saya sekolah di SMA 2 (Tanjungpinang). Tapi tak lama. Kelas 1 saja. Terus pindah ke Yogyakarta," tutur Teguh mengenang masa sekolahnya.

Setahun di kota pelajar itu, ia tidak bisa berbuat banyak. Dirinya menganggur selama setahun. Karena tidak ada sekolah yang mau menerimanya.

Lalu, ia putuskan untuk merantau ke Surabaya. Diakuinya, di Kota Pahlawan inilah pikirannya terhadap musik terbuka. Ia bertemu dengan rekan-rekan yang sesuai dengannya dalam selera bermusik.

Meski sudah memiliki jiwa bermusik selama di Tanjungpinang. Mental bermusik itu pun meningkat sewaktu ia menginjakkan kaki di Kota Pelajar itu. Ia pun mulai membentuk band bersama rekan-rekannya di sana. "Di sini (Surabaya) pikiran saya baru terbuka," ujarnya.

Tahun 1995, Teguh bersama perseonel bandnya ke Jakarta, menawarkan demo musik ke sebuah label rekaman. "Tapi tak ada yang menampung," kenang Teguh.

Lalu, ia pun memutuskan kembali ke Surabaya. Setelah dua tahun nge-band di Surabaya dan Yogyakarta, Teguh pun mulai kembali mengumpulkan semangatnya untuk mengasah kemampuan bermusiknya di pusat ibukota. Tahun 1997, ia pun kembali mengadu nasib di Jakarta.

Di sinilah ia bertemu dengan beberapa musisi besar Indonesia. Salah satunya, Pay (pencipta lagu, mantan gitaris Slank). Berbagai macam kegiatan musik ia jalani selama di Jakarta.

Lalu, pada tahun 2000 ia bergabung sebagai gitaris dengan salah satu grup Band ternanama di Indonesia. Tiket Band. Di situlah namanya mulai diperhitungkan sebagai musisi kenamaan di Indonesia.

Setelah menelurkan dua album, yakni Abadillah dan Usai Sudah. Pada tahun 2003, Teguh pun hengkang dari band yang membesarkan namanya. "Setelah keluar dari Tiket (band), saya memutuskan banyak berperan di belakang layar," ungkapnya.

Bekerja di bawah naungan label musik besar Aquarius, Teguh dan melahirkan karya untuk penyanyi dan grub ternama di Indonesia, tak membuat Teguh canggung untuk menyuguhkan secangkir kopi di kedainya.

"Ayo ngopi dulu," ujarnya, ramah.

Editor: Dardani