Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Komisi III Pertanyakan Pemangkasan Dana Pembangunan Food Court Tanjungpinang
Oleh : Habibie Khasim
Kamis | 09-02-2017 | 18:14 WIB
Ashadi-Selayar.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Wakil Ketua Komisi III DPRD Tanjungpinang, Ashadi Selayar saat Sidak kegiatan reklamasi di Tanjungunggat. (Foto: Habibie Khasim)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Komisi III DPRD Tanjungpinang mempertanyakan tentang pemangkasan dana pembangunan Food Court. Setelah dianggarkan dan disahkan oleh Anggota DPRD sebesar Rp25,6 miliar, dana tersebut dipangkas oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang menjadi Rp13 Miliar dengan alasan rasionalisasi, dikarenakan kekurangan anggaran.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Tanjungpinang, Ashadi Selayar mengatakan, pemangkasan tersebut belum dibicarakan kepada anggota dewan. Dia mengaku hanya mengetahui hal tersebut dari pemberitaan di media saja. Jangankan itu, kata dia, hasil evaluasi APBD murni tahun 2017 dari Gubernur Kepri, hingga saat ini belum dibahas bersama Badan Anggaran DPRD Tanjungpinang.

"Hasil evaluasi APBD dari Gubernur belum dibahas oleh TAPD dan Badan Anggaran. Jika bicara rasionalisasi karena tidak cukup anggarannya, bukan malah memangkas uang kegiatan itu, tapi mempending kegiatan tersebut," tutur Ashadi saat ditemui, Kamis (9/2/2017).

Selain itu, Ashadi yang juga ditimpali oleh anggota komisi III lainnya, Ismiyati, mempertanyakan tentang kualitas gedung serta perencanaan gedung yang akan dibangun.

"Karena, anggaran pertama itu telah dibahas dan disusun sesuai perencanaan. jika dipangkas dan tentunya lebih kecil anggarannya, yang kita pertanyakan adalah kualitas gedung itu, dan setelah dipangkas, pembangunannya sampai di mana?" tuturnya.

Ashadi mengatakan, terkait Food Court memang membutuhkan kajian yang mendalam, agar gedung yang telah dibangun nantinya benar-benar tepat sasaran. Selain itu, jika memang ada anggaran, Ashadi mengatakan Food Court tentu boleh dibangun guna penunjang ekonomi masyarakat.

"Tapikan belum tentu seluruh masyarakat belanja di sana semua, kalaupun beli oleh-oleh di sana, saya rasa kurang. Makanya perlu kajian yang matang, jangan malah nanti dibangun, masyarakat masih lebih memilih supermarket untuk cari oleh-oleh," tutur Ashadi.

Ashadi mengaku, bahwa dia sebenarnya salah satu dewan yang tidak setuju adanya pembangunan Food Court tersebut. Akan tetapi, lebih banyak yang mendukung, sehingga pembangunan tetap dilanjutkan. Namun kata dia, jika memang terjadi pemangkasan nantinya, sejauh mana gedung tersebut akan dibangun, menjadi pertanyaan besar, mengingat dana yang dipangkas tersebut sekitar Rp12 miliar.

"Kualitas dan kesiapannya sampai mana? kajiannya setelah pemangkasan itu seperti apa? Pembangunannya apa saja? itu yang menjadi pertanyaan besar. Kami juga tahu tentang pemangkasan ini dari media, dan sampai sekarang belum dibicarakan dengan DPRD. Wong hasil evaluasi Gubernur tentang APBD murni kita saja belum ada dibahas bersama Banggar. Harusnya kan setelah diterima Pemko, dibahas kembali bersama Banggar," tutur Ashadi.

Ashadi mengharapkan, penempatan gedung dan pembangunan gedung itu nantinya benar-benar memberikan manfaat kepada masyarakat luas, bukanlah segelintir saja. Selain itu, dia dan Ismiyati berharap, gedung tersebut dibangun sesuai dengan kajian yang detail, sehingga tidak jadi masalah di kemudian hari.

Editor: Udin