Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kedapatan Curi Ikan

TNI AL Tangkap KIA Vietnam di Natuna
Oleh : Redaksi
Jum'at | 17-12-2010 | 18:23 WIB

Surabaya, Batamtoday - TNI Angkatan Laut berhasil menangkap sejumlah kapal pencuri ikan yang diawaki warga negara Vietnam di perairan laut Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Saat ditangkap Kapal Ikan Asing (KIA) asal Vietnam itu kedapatan tidak memiliki dokumen-dokumen resm.i

Informasi ini diungkapkan Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Letkol Laut (Kh) Yayan Sugiana di Surabaya, Jumat (17/12/2010).

Dia mengungkapkan, semua kapal yang ditangkap itu tidak memiliki dokumen-dokumen resmi, sedangkan penangkapan itu bermula dari operasi laut KRI Abdul Halim Perdana Kusuma.

"Saat melintas di perairan laut Natuna, personel KRI mendapati kapal-kapal ikan asing melakukan aktivitas yang mencurigakan," paparnya.

Awalnya, KRI Halim Perdana Kusuma menangkap kapal berbendera Vietnam berbobot mati 100 gross ton itu diawaki 12 orang yang semuanya berkewarnegaraan Vietnam.

Kapal tersebut mengangkut 50 kilogram ikan berbagai jenis yang diperoleh dari wilayah laut Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).

Tak berselang lama, petugas juga menangkap KM Sejahtera Alam 71 dan KM Sejahtera Alam 72, keduanya berbendera Indonesia.

KM Sejahtera Alam 71 diawaki 12 orang warga negara Vietnam yang mengangkut 15 ton ikan dari berbagai jenis, sementara iKM Sejahtera Alam 72 yang diawaki dua orang berkewarganegaraan Vietnam tertangkap basah mencuri ikan di ZEEI.

"Kapal-kapal tersebut kini diamankan di Lanal (Pangkalan TNI Angkatan Laut) Ranai, Kepulauan Riau," kata Yayan.

Dua hari sebelumnya, Departemen Kelautan dan Perikanan jjuga menangkap sembilan kapal asing asal Vietnam saat mencuri ikan di kawasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE). Kepala Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP) Pontianak, Kalimantan Barat, Bambang Nugroho mengatakan, saat ini sembilan kapal asing itu sedang digiring menuju Pelabuhan P2SDKP Pontianak.

"Jarak kapal dengan pelabuhan masih sekitar 100 mil, diperkirakan baru akan sampai di Pelabuhan P2SDKP Kamis malam (15/12," katanya di Pontianak Rabu kemarin. 

Bambang menambahkan, hingga kini pihaknya belum bisa memastikan berapa jumlah ABK (anak buah kapal) dari sembilan kapal asing itu. "Kami masih belum bisa memberikan keterangan lengkap karena sedang dalam perjalannan ke sini," ujarnya.

Menurut Bambang, ada tiga wilayah perairan Indonesia yang menjadi primadona pencurian ikan bagi nelayan-nelayan asing yakni perairan Natuna, perairan Arafura, dan perairan utara Sulut.

Perairan Kalbar termasuk dalam Zona III bersama Natuna, Karimata dan Laut China Selatan dengan potensi ikan tangkap sebanyak satu juta ton per tahun. Jenis ikan bervariasi seperti tongkol, tenggiri dan cumi-cumi.

Luas areal perairan Kalbar sampai Laut China Selatan sekitar 26.000 km, meliputi 2.004.000 hektare perairan umum, 26.700 hektare perairan budi daya tambak dan 15.500 hektare laut.

Data DKP pada 2007, dengan mengerahkan 21 kapal patroli berhasil mengamankan sebanyak 185 kapal motor asing. Sedang pada 2008 dengan mengerahkan 23 kapal patroli diamankan 242 kapal motor asing dan pada 2009 sebanyak 180 kapal motor asing.

Kerugian negara yang berhasil diselamatkan dari 180 kapal motor asing sekitar Rp720 miliar dengan asumsi satu kapal motor telah merugikan negara Rp4 miliar per tahun.