Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sebarkan SMS Provokasi SARA, Oknum FPI Diamankan Polisi
Oleh : Hendra Zaimi/Dodo
Jum'at | 01-07-2011 | 16:57 WIB
fpi.JPG Honda-Batam

Teror - Rusmanto, pelaku penebar isu provokasi melalui pesan singkat lewat handphone (Baju putih) saat memberi keterangan di Polsek Bengkong (Foto: Hendra Zaimi)

Batam, batamtoday - Rusmanto (48), warga Bengkong Permai dan merupakan anggota dari organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) diamankan pihak kepolisian dan langsung digiring ke Markas Kepolisian Sektor Bengkong karena terbukti menyebarkan isu yang berbau suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) lewat pesan singkat melalui handphone kepada warga Bengkong Mahkota dan Bengkong Permai, Jumat, 1 Juli 2011 sekitar pukul 13.15 WIB.

Pesan singkat provokatif berbau SARA itu langsung menggemparkan warga Batam itu langsung direspon cepat oleh aparat kepolisian. Bahkan Satuan Intelkam dari Polda Kepri, Polresta Barelang dan Polsek-polsek di Batam segera turun ke lapangan untuk menindaklanjuti isu tersebut dan mencari tahu dimana keberadaan pelaku peneror itu.

Adapun isu provokatif yang disampaikan dalam pesan pendek itu adalah mengajak warga dan anggota FPI untuk turun bersama sehabis shalat Jumat dan berkumpul di Masjid Al-Muttaqin Bengkong Permai untuk selanjutnya turun ke lahan milik masjid di Bengkong Palapa yang saat ini ditempati oleh sekelompok massa.

Pantauan batamtoday, aparat kepolisian dari berbagai satuan berada di Masjid Al-Muttaqin Bengkong Permai, sekitar pukul 11.30 WIB untuk mencari keberadaan penyebar pesan singkat provokatif itu dan mencegah dari pergerakan massa yang akan melakukan aksi ataupun tindakan anarkis dari pesan singkat tersebut.

Usai shalat Jumat, aparat kepolisian terus melakukan penjagaan mengantisipasi ada pergerakan massa dari kelompok tertentu. Beruntung dengan respon cepat dari aparat kepolisian keamanan dapat terus dijaga dan tidak ada sesuatu yang terjadi seperti yang ditakutkan atas isu dalam pesan singkat itu.

"Pelaku penebar teror melalui sms sudah kita amankan, dan saat ini sedang kita lakukan pemeriksaan terhadapnya," ujar Kapolsek Bengkong, AKP Catur Kusmedi kepada wartawan di ruang kerjanya.

Hasil pemeriksaan sementara terhadap pelaku, tidak ada suatu kelompok ataupun golongan yang terlibat dalam pesan singkat yang berbau SARA tersebut. Dalam pemeriksaan awal terhadap pelaku ikut hadir Wakapolresta Barelang, AKBP Yohanes Widodo, Kabag Ops Kompol M Sholeh dan Kasat Samapta Kompol Nestor.

Pihak kepolisian belum bisa menetapkan status kepada pelaku karena pemeriksaan secara resmi belum dilaksanakan karena masih meminta keterangan sebatas pendekataan persuasif saja.

"Masih akan kita periksa dulu atas maksud dan tujuan dia menyebarkan isu dari pesan singkat itu," lanjut Catur.

Rusmanto, pelaku penyebar isu provokasi mengatakan hal yang dilakukannya itu karena kekhilafannya saja dan tidak ada maksud lain dari apa yang telah dilakukannya itu sehingga membuat gempar warga Batam dan aparat kepolisian.

"Saya khilaf, saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat, pemerintah dan aparat penegak hukum atas perbuatan yang saya lakukan. Saya tidak bisa bicara banyak lagi dan no comment atas pemberitaan yang lain," ujar Rusmanto singkat.

Sementara itu, Rio Indramadi, Ketua RW 3 Bengkong Permai dan pengurus yayasan Masjid Al-Muttaqin mengatakan tidak ada keterlibatan dari pihak yayasan dalam teror pesan singkat yang dilakukan oleh pelaku. Aksi itu murni dilakukan oleh pelaku tanpa ada hubungan dengan yayasan apalagi pihak masjid.

Rio menambahkan, memang lahan yang berada di Bengkong Palapa itu adalah lahan milik Yayasan Masjid Al-Muttaqin sesuai surat dari BP Kawasan (Otorita Batam) yang dikeluarkan pada tahun 1988 di lahan seluas 2.000 meter persegi itu. Adapun selama ini lahan itu ditempati ada sekitar 20 kepala keluarga (KK).

"Kami tidak ada masalah dengan warga yang menempati lahan sekarang, warga sudah bersedia untuk pindah tetapi masih mencari lahan pengganti dulu sebelum mereka pindah. Hanya sebagian warga saja yang masih tinggal di sana dan mereka bersedia untuk pindah," terang Rio.

Pihak yayasan sendiri telah memberikan bantuan berupa uang sagu hati kepada warga, dan mereka bersedia untuk pindah dan masih mencari lahan untuk mereka tempati nantinya. Masih ada sekitar tujuh KK yang masih menempati lahan itu.