Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wallstreet, Dow Jones dan Nasdaq

5 Faktor yang Mempengaruhi Bursa Amerika
Oleh : sumantri
Kamis | 23-06-2011 | 20:45 WIB
Ben_Bernanke_.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Gubernur Bank Sentral AS The Fed, Ben Bernanke

Batam, batamtoday - Dalam dunia bisnis pasar modal, baik forex trading maupun bursa berjangka, ternyata memiliki teknik dan siasat khusus untuk bisa memenangkan pasar agar meraih benefit yang tinggi. Sejumlah analis pasar modal dunia telah melakukan upaya berupa analisis dalam mencermati pasar yang memiliki gejolak dan dinamika fleksibel. Ada beberapa faktor yang pengaruhi Bursa AS, dan sering dijadikan pegangan bagi trader di pasar bursa, baik domestik maupun regional, antara lain;

Market Tone

Sentimen pasar negatif terutama terhadap Euro paska data buruk dari PMI zona Eropa ditambah ketegangan soal Yunani. Para investor masih menunggu hasil voting parlemen Yunani pekan depan untuk program penghematan fiskal berikutnya. Euro anjlok dekati level support utama 1.4182 (rata-rata pergerakan 100 hari / 100MA), Emas pun terkoreksi cukup dalam namun minat beli Emas belum sepenuhnya pudar.


Econ Data

Dua data kunci yang menjadi fokus diantara lain initial jobless claims dan new home sales, diekspektasikan level klaim pengangguran naik ke 421,000 , dan para pelaku pasar berekspektasi level pengangguran ini akan mengalami serangkaian kenaikan.

Corp.Earnings 
Perhatian selanjutnya beralih ke laporan pendapatan perusahaan, ConAgra Foods, H&R Block, Oracle dan Lennar Corp, Lennar merupakan perusahaan kontruksi perumahan diekspektasi mengalami kejutan kenaikan laba sebesar 12.5%.

Fed Speakers
Pembicara dari Fed akan memberikan pidato, Presiden Fed Chicago Charles Evans pada konferensi anggaran negara di Chicago. Kebijakan beliau masih pesimis terhadap ekonomi dengan memangkas prediksi pertumbuhan dan berargumen untuk meneruskan pemangkasan kuantitatif.

End of QE2

 Fase berikutnya krisis utang Yunani bersamaan dengan berakhirnya stimulus QE2 dapat memicu kekhawatiran para investor terhadap lambatnya pertumbuhan produksi pabrik global. Para pelaku pasar akan melihat kinerja aset berisiko yang kemungkinan dapat tertekan akibat berakhirnya QE2 ini, dan memicu arus modal ke dollar karena tidak ada potensi penambahan stimulus QE3 dari Bernanke.

The Fed Tunda Stimulus Moneter Demi Menstabilkan Ekonomi

Ketua Federal Reserve, Ben S. Bernanke, mungkin tunda penarikan stimulus moneter demi topang perekonomian tanpa tambah jumlah pembelian aset, menurut survei Bloomberg, 79% dari 58 ekonom yang disurvei prediksi Bernanke akan pertahankan stimulus setidaknya hingga Oktober; ini lebih tinggi dari hasil survei sebelumnya 52% yang dilakukan sebelum pertemuan Fed April. 90% responden perkirakan Fed akan menunggu hingga kuartal empat sebelum hilangkan komitmen

“pertahankan suku bunga rendah untuk periode yang lebih lama," papar Bernanke, seperti dilansir batamtoday dari laman Bloomberg, Kamis 23 Juni 2011. Bernanke dan petinggi Fed lainnya belum berikan indikasi kapan mulai ketatkan kebijakan moneter.

Namun, lambatnya ekspansi sektor manufaktur dan naiknya pengangguran telah mendorong Bernanke untuk katakan “pertumbuhan ekonomi lambat," dan Fed’s Lancker utarakan “ekonomi akn terjebak di bawah tren untuk beberapa waktu."

"Semakin lama Fed menahan suku bunga untuk waktu yang lebih lama maka ini dapat diterjemahkan dengan kebijakan moneter yang longgar dan dapat lemahkan dollar,” ungkap Carl Riccadonna, ekonom Deutsche Bank Securities.

“Keputusan Fed tunda penarikan stimulus akan bantu turunkan tingkat suku bunga jangka panjang dan memacu pertumbuhan.” Federal Reserve telah memulai pertemuan dua harinya untuk bahas kebijakan moneter AS. Fed akan umumkan hasil pertemuan dalam minggu ini dan Bernanke akan berikan konverensi pers setelah kesepakatan tercapai.