Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Data Crime Indeks Polresta Barelang

Batu Ampar dan Bengkong Rawan Curanmor
Oleh : Hendra Zaimi
Rabu | 04-05-2011 | 18:28 WIB
curanmor.jpg Honda-Batam

Ilustrasi - aksi pencurian sepeda motor (Foto: Ist)

Batam, batamtoday - Batu Ampar dan Bengkong masuk dalam daerah yang rawan atas tindak pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) berdasarkan data Crime Indeks yang dikeluarkan oleh Kepolisian Resor Kota Batam, Rempang dan Galang (Barelang) untuk triwulan pertama tahun 2011. Dari 12 Kecamatan yang ada di Kota Batam, dua daerah ini termasuk daerah yang angka Curanmor tertinggi.

Berdasarkan data yang dihimpun hingga bulan Maret 2011, kasus curanmor tertinggi di Batam terjadi di Polsekta Batu Ampar telah terjadi sebanyak 22 kasus berdasarkan laporan yang masuk. Dari data tersebut, jumlah penyelesaian perkara sangat minim yakni hanya 3 kasus.

Polsek Persiapan Bengkong berada pada urutan berikutnya, sebanyak 15 kasus telah terjadi di wilayah Bengkong dan jumlah penyelesaian perkaranya hanya satu kasus hingga triwulan pertama di tahun 2011.

"Memang di dua daerah tersebut termasuk yang rawan tindak pidana curanmor," kata Kabag Ops Polresta Barelang, Kompol Moch Sholeh pertelepon kepada batamtoday, Rabu, 4 Mei 2011.

Sholeh menjelaskan, minimnya penyelesaai perkara kasus curanmor tersebut karena pihak kepolisian perlu waktu untuk mengungkap sebuah kasus dan harus mempelajari jaringan dan modus operandi yang dilakukan oleh pelaku curanmor.

"Pengungkapan suatu kasus itu perlu waktu, karena kita masih harus mempelajari modus operandi dan jaringan pelaku pencurian," terangnnya.

Selain penyelidikan, lanjut Sholeh, modus kejahatan dan jaringan pelaku curanmor di masing-masing daerah berbeda dan tertutup rapi oleh mereka. Walaupun mereka tidak satu jaringan namun mereka sangat solid dalam menjalani aksinya.

"Modus curanmor di Bengkong dan Batu Aji belum tentu sama, mungkin kalau di pelaku di Bengkong menggunakan kunci T dalam setiap aksinya namun tindakan itu tidak diterapkan pelaku di Batu Aji," jelas Perwira Akpol tahun 2008 ini.

Selain itu, penyebab lain dari tingginya angka curanmor di Batam juga berasal dari masyarakat sendiri, masyarakat terlalu lengah dan menganggap hal yang mereka lakukan selalu aman saat memarkirkan kendaraan di tempat yang tidak diketahui keadaannya.

Misalnya kata Sholeh, hanya karena ingin membeli sesuatu barang masyarakat dengan tenangnya meninggalkan kendaraannya yang hanya dengan keadaan stang kendaraan terkunci dalam waktu yang hanya beberapa menit.

"Masyarakat bisa bilang memarkir kendaraan yang hanya sepuluh menit itu tidak lama dan aman, tetapi bagi pelaku curanmor waktu tersebut sangat lama. Pelaku curanmor itu hanya membutuhkan waktu dibawah tiga menit saja dalam aksinya," terang Sholeh.

Sholeh menghimbau kepada masyarakat Batam untuk selalu waspada dan menggunakanlah kunci ganda dalam setiap memarkirkan kendaraan milik mereka. Secara tidak langsung hal itu merupakan cara meminimalisir angka curanmor di Batam.