Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Emas Menyentuh 1.532 Dolar AS Di Bursa NYMEX

Keputusan The Fed Katrol Harga Emas Di Level Tertinggi
Oleh : sumantri
Minggu | 01-05-2011 | 19:40 WIB
Alan_Skrainka.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Alan Skrainka, Chief Market Strategist, Edward Jones, St Louis.

Batam, batamtoday - Keputusan yang ditunggu-tunggu pelaku pasar akhirnya datang juga. Pekan lalu, bank sentral Amerika (The Fed) akan tetap melanjutkan stimulus dengan mempertahankan tingkat suku bunga rendah. Seperti dikutip batamtoday, dari laman inilah, The Fed berharap, tingkat konsumsi dan investasi yang hancur lebur dihantam oleh skandal sub-prime mortgage (investasi berbasis kredit murah di sektor perumahan) bisa kembalih pulih. Tingkat bunga rendah diyakini dapat mengatasi persoalan lapangan pekerjaan yang menurun sejak tiga tahun terakhir.

Bursa-bursa di seluruh dunia pun menyambut keputusan tersebut dengan gegap gempita. Sejak keputusan itu diumumkan, indeks di bursa dunia langsung menguat.Indeks Nikkei misalnya, ditutup menguat 1,63%. Begitu juga dengan indeks di Bursa Efek Indonesia yang mencatat kenaikan 0,11%.

Tak hanya saham, harga emas langsung meroket begitu The Fed mengumumkan untuk mempertahankan bunga rendah di kisaran 0%-0,25%. Di New York Mercantile Exchange, harga emas untuk pengiriman Juni langsung menyentuh US$1.532,10 per troy ounce. Ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.

Namun sejumlah ekonom menilai, kebijakan mempertahankan suku bunga rendah tidak akan mengatasi masalah yang tengah dihadapi Amerika. Edward Lemaer, Direktur UCLA Anderson Forecast, mengatakan bahwa kebijakan bunga murah justru menambah masalah. Alasannya, selama ini aliran dana dari luar negeri merupakan kunci dalam menjaga tingkat suku bunga.

Bila dana asing berhenti masuk ke Amerika, biaya pinjaman pun akan meningkat. Penurunan investasi asing secara tajam juga akan terus menggerus nilai dolar. Memang, menurunnya dolar dapat membuat barang-barang Amerika lebih kompetitif. Tetapi, di sisi lain, meningkatnya harga barang-barang impor telah memukul daya beli konsumen.

Tak bisa dianggap enteng, memang. Walau demikian, sejumlah kalangan yang memuji langkah The Fed. Menurut mereka, kebijakan bunga murah merupakan langkah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

Apalagi, dalam kondisi seperti sekarang, tak banyak pilihan yang bisa diambil untuk menyembuhkan perekonomian Amerika selain mempertahankan bunga murah. “Ini memang bukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit dalam semalam,” kata Alan Skrainka, Chief Market Strategist di Edward Jones, St Louis.