Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Suku Bunga Tetap Di Level Rendah 0-0,25%

The Fed Hentikan Quantitative Easing
Oleh : sumantri
Sabtu | 30-04-2011 | 09:20 WIB
The_Fed.jpg Honda-Batam

Ilustrasi 

Batam, batamtoday - Kompaknya penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan indeks saham domestik yang mendarat diteritori positif, menyebabkan euphoria pasar yang masih mencerna keputusan The Fed terkait aksi Bank Sentral tersebut tetap mempertahankan suku bunga di level rendah dan quantitative easing yang tidak diperpanjang.

Bukti dari besarnya pengaruh The Federal Reserve terhadap pergerakan nilai tukar adalah posisi dolar yang melemah terhadap mata uang utama, sehingga memberi pengaruh signifikan terhadap rupiah yang masih mengalami penguatan. Pemicu utamanya adalah pernyataan Gubernur The Federal Reserve, Ben Bernanke yang akan tetap mempertahankan  suku bunga rendah di level 0-0,25 persen.

"Meski Quantitative Easing (Pelonggaran Kuantitatif/QE) tahap dua tidak diperpanjang, tetapi stamina moneter lain masih tetap dijalankan, itulah indikator utama rupiah mencapai level terkuatnya Rp8.560 dan Rp8.590 sebagai level terlemahnya," papar Ariston Tjendra, Analis Monex Investindo Features, seperti dilansir batamtoday, dari laman inilah, Sabtu, 30 April 2011.

Sebagian pengamat ekonomi memperkirakan meski QE tahap dua di stop pada Juni 2011, namun The Fed terus melakukan pembelian Long Term US Treasury (Obligasi Pemerintah), dan hal tersebut mengindikasikan belum adanya perubahan kebijakan dari The Fed yang melonggarkan kebijakan moneternya.

"Akibat dari situasi tersebut, yiel dolar AS lebih rendah dibanding mata uang lain dan mendorong investor untuk mengalihkan asetnya ke investasi dengan yield yang lebih tinggi," papar Ariston Tjendra.

Efek domino dari rentetan dan kondisi nilai tukar ini, mengimbas indeks domestik bergerak Mixed To Higher (Bergerak Variatif cenderung menguat) dan situasi ini diperparah oleh beberapa pelaku pasar yang memanfaatkan moment indeks domestik (IHSG) yang berhasil menembus level 3.800 dengan terus berkonsentrasi pada gain yang sudah mereka dapat sehingga hal tersebut menjadi tekanan bagi market.

Perdagangan saham pada sesi II akhir pekan, Jumat 29 April 2011, didominasi oleh aksi ambil untung (Profit Taking), meski pada akhirnya indeks parkir diteritori positif dan menguat 10 poin ke level 3.819,618 dan hal tersebut menyebabkan bargaining position pada saham-saham second liner disektor pertambangan, energi dan batu bara.

Hal terakhir yang mendukung indeks berada di zona hijau adalah laju berbagai bursa regional yang bergerak positif, selian itu laporan keuangan masing-masing Emiten untuk kuartal I tahun 2011, ikut mendongkrak pergerakkan market.