Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wow, BMW i3 Gunakan Karoseri Pesawat Terbang
Oleh : Redaksi
Jum'at | 20-09-2013 | 15:47 WIB

BATAMTODAY.COM, Frankurt - Produsen mobil mewah, BMW, akan memulai produksi BMW i3 pada pekan ini. Mobil listrik nan mungil itu terbilang sangat mahal, karena karoserinya bermateri serat karbon yang lentur dan ringan.


"Revolusi ini dimulai," seru Herbert Diess, Direktur Pengembangan BMW seperti dilansir Deutsche Welle.

Revolusi yang dimaksud Herbert apalagi kalau bukan karoserinya. Besi dan baja telah diganti serat karbon yang lentur dan ringan. Penggunaan serat karbon akan mengimbangi bobot tambahan akibat baterai yang dimuat. 

Perkembangan ini juga diharapkan bisa menurunkan harga serat karbon, yang selama ini hanya digunakan untuk mobil balap dan industri penerbangan. Dalam hal ini, BMW bekerja sama dengan perusahaan SGL Carbon.

Sekitar 1980, kawasan industri Wackersdorf di Bayern menjadi lokasi rangkaian aksi protes masyarakat lokal yang menentang rencana pembangunan instalasi pengolahan sampah nuklir. Lokasi itu kini digunakan untuk mengolah serat karbon.

Gulungan-gulungan serat karbon berwarna hitam yang didatangkan dari Amerika Serikat diproses oleh mesin-mesin besar. Wackersdorf adalah satu di antara dua lokasi pabrik SGL Automotive Carbon Fibers. Pabrik lainnya berada di Moses Lake di Amerika Serikat.

"Gulungan serat karbon itu kami proses menjadi lembaran-lembaran tipis,” ujar Katharina Schraidt. 

"Yah, selebar karpet besar."

Nyatanya, gulungan serat karbon di pabrik itu bentuknya tak beda jauh dengan gulungan karpet yang kadang bisa dilihat di toko desain interior rumah yang besar. Bahan mentah inilah yang kemudian dibentuk menjadi bagian-bagian karoseri model i3.

Produk massal yang mahal
Serat karbon ini lebih kuat daripada baja dan aluminium, dan tentu lebih ringan. Semakin ringan mobilnya, semakin lambat baterainya habis. 

Semakin jauh mobil itu bisa dipakai, semakin menarik pula mobilnya bagi masyarakat. BMW berharap bisa merebut pasar dengan jenis mobil barunya.

Namun untuk itu perlu investasi. BMW dan SGL Carbon sudah bertahun-tahun berusaha menekan biaya produksi serat karbon.

"Serat karbon itu mahal," ungkap Schraidt. "Hingga kini belum ada perusahaan yang memproduksinya secara massal. BMW ingin memproduksi i3 untuk massal," katanya.

Sejauh ini, produksi setiap bagian mobil itu dilakukan satu per satu, dan diproses tangan di pabrik BMW di Landshut kemudian dikirim ke Leipzig, tempat i3 dirakit. Komponen lainnya yang diperlukan untuk membuat mobil elektrik dihasilkan pabrik BMW di Ingolstadt.

Baterai BMW i3 bisa dicas di colokan listrik di mana saja. Dengan baterai penuh mobil bisa dikendarai sejauh 150 kilometer. Peminatnya tak perlu menunggu lama, mobil elektri BMW itu siap dipasarkan akhir musim gugur ini. (*)

sumber: Deutsche Welle