Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rekomendasi Saham Selasa, 19 April 2011

BBCA 'asem', BBRI 'yummy'
Oleh : sumantri
Selasa | 19-04-2011 | 08:50 WIB
Sejumlah_Pialang_Sedang_Trading_di_BEI.jpg Honda-Batam

Sejumlah Pialang Sedang Trading di BEI

Batam, batamtodaya - Seperti dikutip batamtoday dari laman IDX, Indeks Harga Saham Gabungan, pada perdagangan Sesi II, Senin, 18 April 2011, menunjukkan sejenak Indeks sempat 'istirahat'. Biangkeroknya adalah situasi jenuh beli harian, namun demikian sejumlah pemain dipasar bursa Indonesia masih berharap indeks mampu menjalankan misinya dan mengetes indeks untuk nongkrong di performa resistance all time high di level 3.750 - 3.780.

Keterbukaan informasi Indonesia Stock Exchange, pada Senin malam dalam laman idx.co.id menunjukkan IHSG parkir dilevel 3.725 pada penutupan perdagangan sesi II kemarin, turun 0,59% dengan volume transaksi mencapai Rp3,4 triliun.

Analis senior HD Capital, Yuganur Wijanarko, dalam rilis yang diterima batamtoday, Selasa, 19 April 2011, memperkirakan IHSG akan berada di level support 3.680-3.630-3.550 dan level resistance 3.770 - 3.850, pada perdagangan hari ini.

Analis senior ini menyarankan untuk melepas saham berkode Emiten BBCA, berdasarkan valuasi 2011 PER 19x dan PBV 4x, yang terlalu mahal, sehingga melampaui daya kinerja labanya.

"BBCA mengalami 'overbought' (jenuh beli) dan trennya terlalu extended, langkah profit taking merupakan langkah yang menguntung kan bagi kolektor saham ini, dan lalu 'switch' (beralih) ke saham perbankan yang valuasinya lebih memiliki 'greget', BBRI misalnya," imbuh Yuganur.

BBRI, lanjut Yuganur, akan mengalami 'Upside Adjusment' dengan cut loss poin Rp5.850, saham bank pelat merah ini juga menjadi katalis beberapa hari lalu setelah didera 'oversold' (jenuh jual) pasca pullback.

Selain itu, menurut Yuganur, saham dengan kode Emiten BUMI, juga disarankan untuk dikoleksi pada perdagangan hari ini, dengan target price di level Rp3.450. Fakta mengenai kinerja produksi sektor batubara yang cenderung menurun di tahun 2010, memicu investor untuk melirik Emiten dengan aksi deleveraging (Pengurangam beban utang dan biaya bunga) yang berimbas terhadap laba perseroan dikemudian hari, menempatkan BUMI masuk dalam kategori 'collectable stock' (saham layak koleksi).

Selanjutnya, Yuganur juga menyarankan, pelaku pasar bursa untuk 'mencicipi' manisnya saham dengan kode Emiten TLKM dengan target harga beli di level Rp7.500.

"Daily Stochastic berada diatas 50-line set dan akan menarik perhatian investor untuk menambah posisi di Emiten Big Cap Index driver, dengan valuasi PER 2011 11x, PBV 2,5% atau sama dengan rata-rata Emiten IHSG," pungkas Yuganur.