Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kaukus Anak Bangsa Cintai Damai Sesalkan Raja Dangdut Sebarkan Isu Sara
Oleh : surya
Kamis | 09-08-2012 | 15:54 WIB
ali-masykur-musa.jpg Honda-Batam

PKP Developer


Ali Masykur Musa

JAKARTA, batamtoday - Raja dangdut Rhoma Irama dianggap telah menyulutkan isu SARA ( suku, agama, ras dan antar golongan)  jelang pelaksanaan Pilkada DKI  putaran kedua pada  20 September mendatang. Sikap Rhoma itu mengundang keprihatinan masyarakat diantaranya, Ali Masykur Musa dari Kaukus Anak Bangsa Cinta Damai yang dipimpin oleh Ali Masykur Musa.

 

"“Isu SARA itu berbahaya dan harus dihentikan, karena isu SARA ini bisa mengancam perekonomian dan investasi di Indonesia.Pilkada seharusnya dilakukan dengan kompetisi yang sehat, bukan saling menjatuhkan . Rhoma kalau mau kandidatnya menang  harus bertanding dengan baik dan saling bersanding dengan semangat kebersamaan dan menjunjung pluralisme bangsa,” kata Ali Masykur Musa didampingi Lieus Sungkarisma, Cyirillus I Kerong dan  Jan Pieter PangaribuanAnggota Kaukus Anak Bangsa Cintai Damai lainya saat bertemu Ketua MPR Taufiq Kiemas di Jakarta, Kamis (9/8/2012).

Pilkada, kata Ali Masykur,  harus diciptakan suasana damai tanpa muatan konflik SARA dan menjadikan perbedaan itu sebagai kekuatan untuk mendorong terlaksananya empat pilar bangsa. Yakni mengamalkan prinsip-prinsip Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan menjaga NKRI. “Jadi, semua harus komitmen menjaga dan melaksanakan 4 pilar bangsa itu, karena demokrasi itu harus berlangsung damai, dan masyarakat tidak cemas menghadapi Pilkada DKI putaran II September nanti,”  Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) ini. 

Menurutnya, untuk menciptakan kondisi politik yang damai tersebut, Kaukus Anak Bangsa Cintai Damai akan melakukan rodshow dengan para kandidat yang lolos pada putara kedua, yakni pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Joko Widodo-Basuki Cahaya Purnama. “Kalau Panwaslu DKI Jakarta akan mengadakan acara yang sama, itu sudah menjadi kewajibannya, tapi kami ini memang bergerak berdasarkan hati nurani masyarakat atau civil society agar masyarakat tidak cemas menghadapi Pilkada," katanya. 

Kedatanganannya menemui Ketua MPR, lanjutnya, juga dalam rangka mencari  solusi dan mengantisipasi segala kemungkinan terburuk yang bisa saja muncul. Sebab, tidak ada artinya jika kemenangan itu menyisahkan potensi konflik antar pendukung kedua pasangan, akibat salah satu pendukung pasangan calon tidak yakin kandidat yang diusungnya bakal menang bila bersaing secara sehat. 

Ali Masykur menilai pilkada secara langsung merupakan terobosan besar dalam berdemokrasi. Agar proses demokrasi semakin menarik partisipasi masyarakat hendaknya upaya untuk melakukan potensi konflik, apalagi SARA. "Bukan sebaliknya justru memicu konflik dan merusak tujuan berdemokrasi.  Pilkada sebagai pola rekrutmen pemimpin secara politik memang penting, tapi lebih penting lagi adalah bagaimana cara untuk menciptakan suasana pemilu yang damai," katanya. 

Ketua PP ISNU ini melihat pentingnya pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta bisa berlangsung sukses karena akan menjadi barometer pelaksanaan Pemilu 2014. Kuakus Anak Bangsa Cinta Damai, lanjutnya, saat menyayangkan sikap Rhoma Irama yang menyebarkan isu SARA untuk memenangkan kandidatnya karena akan merusak suasana berdemokrasi.

"Bahwa Pilkada DKI Jakarta mempunyai kedudukan strategis secara nasional, baik dari sisi sosial, budaya, ekonomi dan politik. Jakarta adalah miniatur Indonesia. Jangan sampai masyarakat terpancing dengan isu-isu negatif yang dihembuskan pihak tidak bertanggung jawab. Jakarta adalah pusat pemerintahan. Di Jakarta, situasi yang tidak kondusif bisa menggangu stabilitas Negara,” kata Ali Masykur Musa yang juga Anggota Badan Pemeriksa Keuangan ini.

Para kandidat yang berlaga di Pilkada DKI diharapkan bisa berkompetisi secara sehat dan memberikan teladan yang baik bagi masyarakat.“Calon-calon pemimpin DKI Jakarta adalah orang-orang terbaik. Marilah melalui momen ini kita belajar saling menghormati, menghargai dan menjaga untuk tidak saling menyakiti satu sama lain. Hal itu adalah tugas dasar manusia, terutama pemimpin. Seandainya Indonesia terpecah belah, apa jadinya nasib rakyat?” katanya mempertanyakan.