Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Semangat Kemerdekaan dan Momentum Ramadhan
Oleh : Redaksi
Selasa | 17-07-2012 | 15:18 WIB

Oleh : Afrizal, S.IP, M.Si


Bangsa yang pernah menjadi macan Asia Tenggara, bahkan diprediksi akan menjadi macan Asia, kini kehilangan taringnya. Bangsa yang kaya sumberdaya alam kini terpuruk menjadi bangsa miskin. Ada begitu banyak permasalahan yang melanda bangsa ini. Krisis kepemimpinan, kelaparan dan krisis pangan, bencana alam, mahalnya harga pangan, sempitnya lapangan kerja, sistem pendidikan, pengelolaan BBM, kemiskinan, korupsi dan ekonomi merupakan sederetan masalah yang kini hinggap di dalam jiwa bangsa ini. Seakan-akan tidak ada lagi harapan untuk berubah ke arah yang lebih baik.



Sudah hampir 67 tahun negara ini merdeka, namun penjajahan rasanya tak pernah benar-benar musnah dari negeri ini. Entah apalagi yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan bangsa ini dari krisis berkepanjangan yang selalu setia menemaninya.

Sejak pasca reformasi pada tahun 1998, masyrakat Indonesia berharap akan adanya perubahan dan penyelesaian terhadap permasalahan yang ada. Namun itu semua hanyalah mimpi yang belum pernah terwujudkan. Benih-benih korupsi yang ditanam oleh ORBA kini mengakar kuat dalam jiwa para pejabat bangsa ini.

Sekedar meriview, hampir semua kepala daerah di tanah air ternyata tersangkut korupsi. Kemendagri mencatat, 173 pimpinan daerah terlibat kejahatan kerah putih sejak tahun 2004-2012. Nah, dari jumlah tersebut 70 persen telah diputus bersalah dan diberhentikan dari jabatannya. (Sumber: Berita Lampung "Kepala Daerah Tersangka Korupsi 2004-2012").

Juga ada puluhan anggota DPR RI yang tersangkut kasus korupsi, video porno. Berbagai kasus korupsi juga melanda lembaga negara lainnya, seperti kejaksaan, KPU, Ditjen Pajak dan lain sebagainya.

Disisi lain, para generasi muda rusak dengan narkoba, ree sex, miras, tawuran dan lain sebagainya. Padahal, kita tahu bahwa baik dan buruknya bangsa ini ke depan berada di tangan generasi muda. Jika saat ini sudah banyak kehancuran yang terjadi pada generasi muda, maka bisa jadi bangsa kita juga akan hancur nantinya. 

Ungkapan di atas bukanlah bahasa psemistis yang penulis buat, namun penulis ingin menggambarkan begitu mengakarnya permasalahan bangsa ini sehingga harus kita perhatikan dengan khusus dan langkah kerja yang nyata. Jika tidak, maka bangsa ini bisa jadi akan disebut sebagai negara gagal.

Melihat kompleksnya permasalahan di atas, maka timbul pertanyaan dalam diri penulis. Benarkah negara ini telah merdeka? Apakah ini kemerdekaan yang dicita-citakan oleh rakyat Indonesia selama ini? Padahal setiap tahunnya kita selalu melakukan upacara memperingati HUT Kemerdekaan RI, dan setiap hari pula rakyat selalu mengkritik kebijakan pemerintah. Ini adalah gambaran nyata bahwa bangsa ini belum sebenar-benarnya merdeka.

Berangkat dari segala permasalahan di atas, maka sudah saatnya kita kembali belajar pada Nabi Muhammad SAW. Karena permasalahan yang dihadapi oleh Nabi dan para sahabatnya ketika dulu, lebih parah lagi dari yang dialami bangsa ini.

Itu artinya masih ada harapan kita untuk bangkit memperbaiki bangsa ini. Momentum Kemerdekaan RI ke-67 sekaligus Ramadhan yang merupakan bulan penuh perjuangan, ketulusan, kesucian, keikhlasan, kemenangan dan kemerdekaan, mestiya dapat dijadikan semangat dan titik pijak renungan bagi kita semua, khususnya pemerintah untuk bersungguh-sungguh melaksanakan kewajibannya melayani rakyat dan anak-anak Indonesia. Karena anak adalah investasi masa depan bangsa. Ditangan merekalah kita menaruh harapan bangsa, dan di pundak mereka pulalah bangsa Indonesia bergantung dan berjaya. 

Sebagai pengemban dan pengambil keputusan negara, pemerintah harus mampu mengelola sederet permasalahan yang ada. Permasalahan saat ini bisa teratasi jika pemerintah mampu mengelola dan mengerti tugas dan fungsinya. Dan kita sebagai masyarakat juga harus berbuat, jangan hanya bertumpu pada pemerintah untuk memperbaiki bangsa ini. Ketika kita mampu memanfaatkan momentum Ramadhan ini dengan baik, maka imbasnya akan dirasakan oleh bangsa ini.

Jika ingin berhasil menuntaskan masalah bangsa ini, tidak ada hal lain yang harus kita lakukan kecuali kembali kepada Islam (Al-Quran dan Sunnah). Inilah yang membuat Rasulullah SAW berhasil menguasai seperempat bumi ini dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di Mekah dan Madinah. Bangsa ini akan bangkit jika pemimpin dan rakyatnya adalah orang-orang yang dekat dengan Al-Quran dan Sunnah. Percaya atau tidak buktikanlah…


Penulis adalah Dosen Fisip Universitas Maritim Raja Ali Haji dan Pengurus Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid (JPRMI) Kepri.