Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bisnis Properti pada 2011 Tumbuh 15 Persen
Oleh : batamtoday
Jum'at | 26-11-2010 | 09:32 WIB

Batamtoday, Jakarta - Pertumbuhan pasar properti Indonesia pada 2011 diperkirakan minimal di atas 15 persen, menyusul membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditopang oleh dukungan likuiditas global ke Indonesia dalam 3-5 tahun ke depan.

"Untuk di beberapa kota besar dan kota lain yang infrastrukturnya baik, minimal sektor properti akan tumbuh di atas 15 persen," kata Deputy Chairman Lippo Group, James T. Riady, kepada pers di sela-sela Seminar "Market Outlook 2011" yang diselenggarakan oleh CWMA Property & Bank bekerja sama dengan LPM Universitas Indonesia di Jakarta, Kamis.

James menguraikan, posisi pasar properti Indonesia saat ini bisa dikatakan jadi incaran nomor satu investor asing di dunia karena pasar sejenis di Eropa dan Amerika, Jepang dan sejumlah negara lainnya, tidak lebih lima persen.

"Apalagi, jika Indonesia nantinya benar-benar mau membuka pasar propertinya untuk orang asing," katanya.

Selain itu, katanya, faktor ekternal ekonomi Indonesia saat ini dan beberapa tahun depan masih cukup menjanjikan karena likuiditas global sedang masuk secara besar-besar.

"Buktinya bursa saham meroket, inflasi Indonesia terkendali, nilai tukar juga cenderung menguat," katanya.

Senada dengan James, Senior General Marketing Agung Podomoro (Podomoro City), Alvin Andronicus menyatakan, pasar properti Indonesia tahun ini dan tahun depan diperkirakan masih akan tumbuh hingga di atas 20 persen karena pertumbuhan per tahun selama ini tidak kurang dari 15-20 persen.

"Apalagi, jika pasar properti untuk orang asing segera dibuka, maka Indonesia akan booming," katanya.

Alvin juga mengatakan, pasar properti Indonesia di mata orang asing, sangat murah.

"Bagi orang Indonesia harga per meter persegi apartemen Rp15-20 juta itu, mungkin sudah mahal, tetapi bagi orang asing, Rp30 juta per meter persegi, masih sangat murah," katanya.

Pengamat Properti Malaysia, Michael Geh, menilai, rencana pemerintah Indonesia untuk membuka pasar domestik bagi asing yang lebih mudah, saat ini memang sedang ditunggu.

"Indonesia harus bersiap di pasar global, termasuk di sektor properti," katanya. (ant)