Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menyelamatkan Bumi dengan Lampu Hemat Energi
Oleh : redaksi/hijauku
Sabtu | 23-06-2012 | 11:20 WIB

BATAM, batamtoday - Peralihan ke sistem penerangan yang hemat energi membawa manfaat bagi iklim dan ekonomi.

Hal ini terungkap dari hasil penelitian terbaru Program Lingkungan PBB (UNEP) dan mitra yang diterbitkan pekan ini.

Menurut UNEP dengan beralih ke sistem penerangan yang lebih efisien, dunia akan mampu menghemat biaya sekaligus mengurangi emisi CO2 yang memicu perubahan iklim dan pemanasan global.

Bekerja sama dengan Lembaga Energi Internasional (International Energy Agency, IEA), UNEP meneliti praktik penerangan di lebih dari 150 negara termasuk Rusia, India, China, dan Brasil.

Menurut data UNEP, manfaat peralihan ke sistem penerangan yang hemat energi akan lebih besar jika terjadi di negara berkembang dan negara berpendapatan menengah.

Konsumen, industri, sektor komersial hingga sektor penerangan jalan, bisa berperan aktif mengurangi konsumsi energi dengan beralih ke sistem penerangan yang ramah alam.

“Energi yang paling bersih adalah energi yang tak pernah digunakan. Inilah alasan mengapa kami sangat menekankan pentingnya efisiensi energi di 28 negara-negara anggota IEA dan negara lain,” ujar Maria Van der Hoeven, Direktur Eksekutif IEA. “Pencahayaan adalah aspek penting dalam upaya efisiensi energi. Dengan beralih ke lampu yang lebih efisien dunia bisa meningkatkan keamanan energi dan mengurangi permintaannya.”

Contoh, India masih bisa menghemat konsumsi energi dari sistem penerangan hingga lebih dari 35%. Aksi ini setara dengan membatalkan pembangunan 11 pembangkit listrik tenaga batu bara skala besar dengan penghematan biaya mencapai US$2 miliar per tahun. Manfaat pengurangan emisi CO2 yang bisa diraih India setara dengan mengurangi 10 juta mobil dari jalanan.

Tuan rumah Rio+20, Brasil, bisa menghemat biaya sebesar US$ 3 miliar per tahun dan mengurangi lebih dari 5% konsumsi listrik negara tersebut jika beralih ke sistem pencahayaan yang lebih efisien.

Konsumsi listrik global juga bisa dihemat hingga 5%, dengan nilai penghematan lebih dari US$110 miliar setiap tahun. Manfaat ini setara dengan menutup lebih dari 250 pembangkit listrik tenaga batu bara, menghemat biaya investasi sebesar US$210 miliar. Jumlah emisi CO2 yang bisa dikurangi mencapai 490 megaton (Mt) per tahun atau setara dengan emisi lebih dari 122 juta mobil berukuran sedang.

Bulan depan, UNEP akan memulai program penghematan energi baru bernama Global Efficient Lighting Partnerships. Hingga saat ini hampir 50 negara telah menetapkan 2016 sebagai batas akhir transisi menuju sistem penerangan yang lebih efisien.

Menurut data IEA, sektor penerangan mengonsumsi 20% produksi listrik dunia, menyumbang 6% emisi CO2 global. Sebanyak 3% permintaan minyak dunia dipakai untuk kebutuhan yang sama. Jika dunia tidak beralih ke sistem penerangan yang lebih efisien, kebutuhan akan pencahayaan buatan akan naik lebih dari 60% pada 2030.