Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertemuan SBY-Prabowo Hanya Pertemuan Dua Sahabat
Oleh : Surya
Sabtu | 19-05-2012 | 15:42 WIB
Arif-BUMN-1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Arief Poyuono SE (Foto: Ist)

JAKARTA, batamtoday --Pertemuan almuni Akabri Angkatan 73 di Bali yang diprakasai oleh SBY bukan merupakan upaya untuk membendung Prabowo dalam Pilpres 2014. Sebab, dalam pertemuan tersebuat Prabowo juga diundang dan malah ada pertemuan empat mata antara SBY dan Prabowo.

"Pertemuan SBY-Prabowo juga tidak sama sekali membahas tentang pilpres 2014, melainkan hanya pertemuan sahabat lama yang jarang bertemu. Dan dalam pertemuan itu juga tidak ada sama sekali deal-deal politik antara SBY dan Prabowo, sehingga tidak perlu dipolitisir," ujar Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Naker dan TKI Arief Poyuono SE kepada batamtoday, Sabtu (19/5/2012).

Menurutnya, pertemuan itu hanyalah membahas mengenai persoalan bangsa. Sebab SBY ingin memanfaatkan pertemuan Alumni 73 sebagai sarana komunikasi di jajaran TNI, khususnya Angkatan 73.

"Kebetulan Prabowo Subianto merupakan salah satu bagian dari alumni 73 dan pemimpin tertinggi Partai Gerindra, yang juga punya tanggung jawab untuk membangun dan memperbaiki kondisi bangsa yang makin terpuruk selama pemerintahan SBY, jadi wajar saja kalau ada pertemuan khusus antara SBY dan Prabowo. Apalagi baru saja niat pemerintah untuk menaikkan BBM ditolak oleh Partai Gerindra di parlemen," ungkapnya.

Apalagi, lanjut Arief, Partai Gerindra mungkin menurut SBY adalah partai yang paling punya karakter dan komitmen untuk membangun bangsa, terlihat bahwa Partai Gerindra selalu kritis terhadap pemerinthan SBY jika kebijakan yang dibuat SBY akan menyusahkan rakyat namun paling bersifat realistis akan mendukung kebijakan program-program pemerintah yang pro Rakyat.

"Jadi, pertemuan SBY dan Prabowo tidak lebih dari pertemuan dua orang sahabat lama untuk bertukar pikiran mencari solusi terbaik untuk membangun bangsa, sehingga tidak perlu dibuat polemik. Justru pertemuan seperti ini perlu diapresiasikan agar komunikasi di antara pimpinan nasional tidak miskomunikasi," tandasnya.