Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Alexander Ivanov Pilot Terbaik

Penyebab Jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 Mengarah pada Human Error
Oleh : si
Jum'at | 11-05-2012 | 21:21 WIB

MOSKOW, batamtoday - Dugaan kelalaian pilot sebagai penyebab jatuhnya Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, semakin mengemuka. Berdasarkan simulator pesawat sejenis pesawat sejenis di pusat pelatihan pilot di Zhukovsky, tak jauh dari Moskow, penyebab jatuhnya pesawat tersebut karena human error (kesalahan manusia).

Seperi dilansir laman jpnn berdasarkan laporan Kantor berita Ria Novosti mengutip harian terkemuka Rusia Izvestia Jumat (11/5/2012) menyebut, hasil dari ujicoba tersebut menduga sistem peringatan kondisi area penerbangan atau Terrain Awareness and Warning System (TAWS) yang terpasang di kokpit pesawat harusnya memberikan peringatan atau informasi kepada pilot. Sistem ini otomatis bekerja mendeteksi kondisi geografis yang mungkin menjadi rintangan dalam sebuah penerbangan Sukhoi SJ 100 tersebut.

"Anda tidak bisa mengabaikan sinyal peringatan. Jika bahaya terjadi, sistem akan menampilkan pesan peringatan," ujar salah seorang sumber yang tak disebutkan namanya. Menurutnya selain indikator dalam bentuk lampu merah peringatan juga keluar dengan pesan suara.

"Selain itu sistem secara otomatis dapat mengintervensi untuk berupaya, untuk mencegah pesawat pesawat dari tabrakan," imbuhnya.

Sumber tersebut menduga pilot pesawat telah mematikan sistem peringatan saat musibah terjadi untuk berbicara dengan para penumpang.

Sementara ahli lain dari pusat pelatihan pilot tersebut memperkirakan bisa jadi pilot tidak memperhatikan sistem peringatan yang selalu menyala di aeal perbukitan.

Namun demikian, tidak semua ahli sepakat dengan kesimpulan ujicoba pada simulator ini. Seorang pakar keselamatan penerbangan lainnya mengatakan, uji coba pada simulator tidak bisa memberikan gambaran keseluruhan peristiwa tragis tersebut.

"Percobaan pada sebuah simulator tidak memberikan seluruh cerita," ujar seroang pakar dari Pusat Penelitian Penerbangan Sipil Rusia kepada kantor berita Prime News.

"Pengujian dengan pesawat sesungguhnya hanya mungkin dilakukan setelah penemuan dan penguraian data rekaman penerbangan pesawat tersebut," tambahnya.

Penguraian data penerbangan yang tersimpan pada Black Box pesawat tersebut dinilai sebagai kunci utama untuk mengetahui penyebab utama kecelakaan itu. Sementara pakar lainnya sepakat mengenai Sistem Peringatan jalur penerbangan menjadi titik kritis dalam kasus ini.

"Ada tiga kemungkinan, pertama (sistem) tersebut tidak bekerja, kedua (sistem) tersebut dimatikan atau mereka (pilot dan co pilot) tidak memperhatikannya, atau (sistem) tersebut memberikan indikasi yang keliru," pungkasnya.

Sebelumnya indikasi human error ini pertamakali disebutkan oleh Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin, Kamis (10/5) lalu. Pendapat Rogozin ini berdasar keterangan ahli setempat mengenai musabab musibah itu.

Penerbang Terbaik
Pemerintah Rusia mengklaim pilot Alexander Yablonstsev, penerbang pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 yang menabrak Gunung Salak Rabu (9/5), merupakan chief pilot terbaik yang dimiliki Rusia. Penegasan itu disampaikan Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, Yuri Slyusar dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat (11/5/2012).

Yuri yang juga memimpin Tim Investigasi bentukan Perdana Menteri (PM) Rusia Dmitry Menvedev, mengaku kenal secara pribadi dengan Alexander. "Saya secara pribadi sangat mengenal baik, banyak bergaul karena sering ketemu. Dia yang membawa Sukhoi dari zero sampai memiliki sertifikat," kata Yuri.

"Secara pribadi dia penerbang yang potensi dan kasih perhatian banyak sekali," kata Yuri yang didampingi Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov.

Di sisi lain, Pemerintah Rusia juga mengklaim tidak ada yang salah pada mesin Sukohi Superjet 100. "Saya mau memberi tahu bahwa tidak ada berita apapun terkait kesalahan teknis pesawat," katanya.

Lebih lanjut Yusi menegaskan, Sukhoi yang naas itu sudah dilengkapi teknologi canggih. Persiapan yang dilakukan sebelum demo flight pun dilakukan dengan baik. Buktinya, kata Yuri, pada demo flight pertama pesawat berkapasitas 98 penumpang itu tidak mengalami kendala.

Namun ia tak mau berspekulasi. "Sekarang kita tunggu hasil penyelidikan, kita akan menyelidiki dalam waktu dekat agar dapat memperoleh alasan yang benar," katanya.

Sedangkan Ivanov mengatakan, pemerintahnya serius dalam menginvestigasi penyebab kecelakaan itu bersama dengan pihak Indonesia. "Satu delegasi yang dipimpin Wakil Menteri Perdagangan segera bekerja. Sudah bertemu instansi terkait, Basarnas, KNKT sudah setujui program bersama menyelidiki kejadian itu," katanya di kesempatan sama.

Pada kesempatan sama, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, mengatakan dalam rangka investigasi maka dalam waktu dekat Rusia akan mengirim satu pesawat yang membawa peralatan lengkap untuk melakukan penyelidikan. "Kita ingin kerjasama ini agar betul-betul tuntas kita selesaikan," kata Mangindaan.