Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Temui Pemuda-Pemudi Hindu

Taufik Kiemas Katakan MPR Jaga Pluralisme
Oleh : surya
Kamis | 10-05-2012 | 20:11 WIB

JAKARTA, batamtoday-Ketua MPR Taufiq Kiemas mengatakan pimpinan MPR sangat menjunjung tinggi pluralisme dapat tumbuh secara baik di Indonesia. Oleh karena itu, Kiemas berjanji akan mendukung sepenuhnya seluruh kegiatan yang diadakan tiap kelompok di masyarakat termasuk kegiatan pemuda-pemudi Hindu. 

“Dengan menerima panitia Mahasabha KMHDI, ini berarti menunjukkan bahwa pimpinan MPR pluralis,” kata Kiemas saat menerima Panitia Mahasabha Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) di lantai 9 Gedung MPR/DPR Jakarta, Kamis (10/5). 

Dalam pertemuan itu, Kiemas didaulat untuk memberikan testimoni tentang kebangsaan dan kebhinekaan yang tumbuh di  Indonesia. Pimpinan MPR menyatakan kesiapan dan dukungannya memberikan testimoni kebangsaan dan kebhinekaan dalam pembukaan Mahasabha KMHDI ke VIII di Gedung MPR/DPR, Jakarta. Mahasabha sendiri direncanakan akan dilaksanakan pada 9-12 Agustus 2012 di Jakarta. 

Politisi senior dari PDI Perjuangan ini mengapreasiasi kemajuan yang diperoleh KMHDI sejak didirikan 19 tahun silam. Jumlah kepengurusan yang sudah mencapai 18 cabang tersebar di seluruh Indoensia itu, menurut Kiemas merupakan kemajuan berarti dari upaya pemuda pemudi Hindu untuk ikut serta berkontribusi dalam membangun kebangsaan kebhinekaan di tanah air. 

Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Tohari yang mendampingi Kiemas menegaskan, testimoni yang akan disampaikan pimpinan MPR bukan hanya berupa kesadaran tentang kebhinekaan sebagai sebagai salah satu pilar bangsa tetapi lebih dari itu, adanya upaya dari pimpinan MPR untuk menindaklanjutinya dengan bekerjasama secara konkrti dengan semua elemen bangsa yang ada. “Jadi undangan KMHDI ini memang klop dengan upaya yang dilakukan MPR saat ini,” ujarnya.   

Testimoni tentang kebangsaan dan kebhinekaan, menurut Hajriyanto sangat penting dan relevan, karena semua pihak memang seharusnya menyadari bahwa ada perbedaan suku, agama, budaya dan adat istiadat yang semuanya harus terpelihara baik. “Karena kebhinekaan itu yang membuat kita bersatu,” kata Ketua DPP Partai Golkar ini. 

Dengan demikian, pimpinan MPR berharap testimoni itu nantinya harus sampai pada suatu penghayatan tentang wawasan kebangsaan yang harus dipegang teguh. “Sehingga tidak ada lagi yang memaksakan kepentingan golongannya, apalagi kepentingan pribadi. Juga tidak lagi yang mendikotomikan minoritas dan mayoritas, karena pada dasarnya semua sama yaitu sebagai warga bangsa Indonesia,” tegasnya. 

Sementara itu tentang amandemen UUD 1945, kata dia sudah menghapus adanya dikomotomi tersebut. Itu bisa dilihat dari dihapusnya ketentuan yang menyebut kata “Orang Indonesia asli” sebagai syarat menjadi Presiden RI. “Jadi tidak ada lagi isilahnya putra daerah, atau mereka yang mengaku dirinya sebagai mayoritas, karena itu bertentangan dengan konstitusi,” katanya. 

Kepada pimpinan MPR, Ketua Panitia Mahasabha ke VIII KMHDI, A.A.A Ari Widhyasari melaporkan tentang persiapan penyelenggaraan Mahasabha. “Segala persiapan yang telah kami lakukan sudah mencapai 50 persen. Kami berharap saat pembukaan nanti, tokoh-tokoh di negeri ini dapat memberikan testimoni tentang kebangsaan dan kebhinekaan, termasuk bapak pimpinan MPR seperti yang nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan yangs selama ini disosialisasikan,” kata Ari.

Menurut Ari dalam Mahasabha nanti selain mendengar testimoni dari tokoh nasional dan daerah, kegiatan Mahasabha akan diisi lomba karya tulis, pameran dan kegiatan lain untuk menyemarakkan acara.