Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dibutuhkan, Sipilisasi Intelijen Negara
Oleh : Redaksi/Republika
Kamis | 10-05-2012 | 17:51 WIB

JAKARTA, batamtoday - Usaha untuk melakukan sipilisasi lembaga intelijen negara sangat dibutuhkan. Usaha ini merupakan bagian penting dari melanjutkan proses reformasi di sektor keamanan.

Direktur Program Imparsial, Al Araf, mengatakan saat ini perlu dibangun satu institusi intelijen negara yang bernuansa sipil. Badan intelijen sipil yang ada saat ini, menurut dia, masih dihuni tentara aktif.

"Ini menunjukkan bahwa reformasi di bidang intelijen masih belum beranjak ke ranah yang lebih maju," kata Al Araf dalam diskusi 'Reformasi Sektor Keamanan di Tengah Arus Politik yang Berubah' di Jakarta, seperti dikutip Republika, Kamis (10/5/2012).

Al Araf mengatakan, saat ini adanya semacam dualisme tanggung jawab terhadap badan intelijen yang ada. Dualisme itu tercermin lewat dua institusi intelijen BIN dan BAIS.

Menurut dia, tentara aktif yang masih berkuasa di tubuh intelijen BIN negara sebaiknya melepaskan pangkat maupun status kemiliterannya. Ini disebabkan, kata dia, tentara sudah memiliki institusi intelijen tersendiri.

Dengan masih bercokolnya kekuatan militer di lembaga intelijen sipil, kata Al Araf, implikasinya pada cara pandang pendekatan yang masih sangat militeristik. Hal ini tercermin dengan kasus terbunuhnya aktifis HAM Munir. "Dengan situasi yang ada sekarang, tentu saja sipilisasi intelijen di dalam badan intelijen negara sangat diperlukan," kata dosen dari Universitas Paramadina ini.