Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Poliklinik Ortopedi Sudah Ada di RSUD Batam
Oleh : Gokli/Dodo
Senin | 20-02-2012 | 17:41 WIB
dr-Basuki.gif Honda-Batam

dr Basuki Adam, dokter spesialis Ortopedi di RSUD Batam. (Foto: Gokli/batamtoday).

BATAM, batamtoday - Keluhan masyarakat mengenai penanganan masalah tulang kini terjawab dengan hadirnya Poliklinik (Poli) Ortopedi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batam. Tak hanya itu, keberadaan Poli Ortopedi ini juga diperkuat dengan satu dokter spesialis ortopedi untuk melayani pasien. 

Menurut dr Basuki Adam, dokter spesialis tulang RSUD Batam, kehadiran Poli Ortopedi ini disambut antusias oleh masyarakat, dimana jumlah pasien sudah meningkat terutama yang mengalami patah tulang. 

"Sejak Poli Ortopedi ini ada pasiennya meningkat, yang banyak patah tulang dan mantan pasien yang pernah menggunakan pengobatan alternatif," sebut Basuki, Senin (20/2/2012) di ruang kerjanya.  

Basuki menjelaskan, tulang yang patah dapat tersambung kembali secara normal jika di tangan dokter spesialis yang paham dengan tulang, tapi masih banyak juga orang atau masyarakat yang tidak paham dengan kata bedah. Masyarakat mengira kalau bedah itu identik dengan operasi, padahal tidak semua patah tulang itu ditangani dengan operasi. 

"Penanganan patah tulang itu tidak harus operasi, tergantung bagaimana patahannya. Ada yang cukup hanya mengembalikan ke posisi awal, seperti lepas persendian dan ada juga yang hanya diberikan gyps atau pun pen. Pemahaman bedah ini lah yang mengakibatkan banyak orang yang memilih alternatif,"terang Basuki tentang penangan yang dia lakukan terhadap pasien. 

Penyambungan tulang ini, kata Basuki bisa dengan sendirinya lantaran tulang memiliki sel-sel yang dapat memulihkan diri sendiri. 

"Tugas dokter itu, mengembalikan tulang ke posisi semula dan mempertahankan posisi tulang itu tetap," lanjutnya. 

Adapun perbedaan penanganan alternatif dengan tenaga ahli medis atau dokter yaitu dalam hal pengembalian posisi tulang yang patah, Basuki menyebut kalau pengobatan alternatif itu hanya menyambung tidak mempertahankan ke posisi semula, akan tetapi yang dilakukan dokter adalah mengembalikan ke posisi semula dan mempertahankannya. 

Masalah biaya perobatan, sebut Basuk memang relatif sehingga tidak bisa dikatakan secara pastinya, seperti halnya pasien Jankesmas dan SKTM biayanya tidak begitu mahal. 

"Apalah artinya uang kalau salah satu anggota tubuh kita tidak berfungsi lantaran patah tulang. Dan saya rasa biayanya tidak mahal, seperti halnya pasien SKTM dengan patah tulang belakang karena infeksi TBC biayanya gratis. Tergantung pemahaman kita" pungkasnya. 

Adapun beberapa kendala tentang pengobatan patah tulang ini lantaran pasien terlambat datang, atau pun sudah terlebih dahulu melakukan pengobatan alternatif, sehingga tulang itu sudah sempat mengeras dan penyambungan sendi-sendinya sudah sulit. 

"Semakin cepat diketahui dan ditangani dokter spesialis akan semakin cepat penyembuhannya," tutupnya.