Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Teliliti Dilema Penerapan FTZ di Batam

Juara Lomba Karya Tulis, 3 Mahasiswa UIB Dapat Paket Tour ke Yogyakarta
Oleh : Irwan Hirzal
Senin | 24-09-2018 | 19:52 WIB
hasiswa-uib-3.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Tiga mahasiswa UIB yang meraih juara I lomba karya tulis. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Tiga masiswa Universitas Internasional Batam (UIB) mendapat paket tour ke Yogyakarta, setelah berhasil memenangi lomba karya tulis yang diadakan Universitas Atma Jaya.

Ketiga mahasiswa dari Fakultas Hukum itu, masing-masing Emillia Dwi Setiawati, Fernando S Hutasoit dan Jefri Kurniawan. Mereka mendapat paket tour setelah berhasil masuk 5 besar lomba karya tulis 'Mahasiswa Pekan Fakultas Hukum'.

Awalnya ketiga mahasiswa ini tidak menyangka bisa berangkat ke Yogyakarta dan terpilih masuk 5 besar dari 36 universitas seluruh Indonesia. "Juara 1 tidak nyangka, karena masuk 5 besar saja sudah bersyukur dan terima kasih. Motifasi saya untuk juara 1, secara pribadi yang penting ke Yogyakarta. Ngejar tour dan naik pesawat," kata Dwi Setiawan, dengan polosnya, Senin (24/9/2018).

Apalagi di babak 5 besar, ketiganya harus berhadapan dengan universitas ternama di Indonesia. Ada Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Brawijaya dan 2 wakil Atma Jaya di partai final.

Tetapi dengan kegigihan, berusaha dan percaya diri, mereka berhasil mengalahkan 2 wakil Atma Jaya, yang hanya menempati juara 2 dan 3. "Kami awalnya berharap juara 3 saja, karena itu sudah hebat banget. Karena di lima besar bagi kami mengingat saingannya itu mahasiswa dari UGM, Brawijaya dan 2 wakil Atma Jaya. Saya sampai tidak napsu makan, melihat list 5 besar," kata mahasiswi berparas cantik itu kepada BATAMTODAY.COM.

Dengan keyakinan dan dukunga dari dosen pembimbing, materi yang dibawakan ketiganya dengan judul 'Dilema Penerapan Free Trade Zone di Kota Batam Harapan Versus Kenyataan' bisa membawanya terpilih meraih peringkat pertama.

Ditambahkan Jefri, awalnya mereka bertiga berpikar akan membuat judul dan penelitian 'Efektif Penerapan FTZ di Batam'. Tetapi dengan seiringnya masukan dari dosen pembimbing, kata efektif diubah menjadi dilema.

"Kenapa kita masukin judul dilema, karena kita jelasin permasalahan dan kondisi Batam. Batam ini mau FTZ atau KEK? Dalam presentasi saat lomba kami jelasin harapan versus kenyataan, maksudnya harapanya gimana kenyatanya gimana? Hasil dari penilitian kami selam waktu 3 bulan tanggapan semua kalangan harga kebutuhan poko dan menyediakan lapangan pekerjaan. Karena fasilitas FTZ itu kan memberikan banyak lapangan pekerjaan dan lebih murah secara otomatis bebas PPN, PPNBN sehingga biaya masuk barang lebih murah. Tetapi pendapat masyarakat malah sebaliknya lebih mahal otomatis FTZ di Batam tidak efektif," ungkapnya.

Menurutnya, untuk menadapatkan penelitian tentang kondisi Batam tidak gampang. Harus menemuai dan melakukan beberapa wawancara mengenai FTZ Batam. Dari Wali Kota Batam, Kepala BP Batam, Kadin dan Apindo. Ditambah di waktu bersamaan Emillia dan Jefri tengah menjalani masa magang di Ombudsman dan KPPU.

"Hambatanya mengejar narasumber dan waktu yang sedikit. Untungnya Fernando ini masih semester 5 jadi bisa mencari data di lapangan. Setiap tugas kami bagi-bagi, contohnya wawancara Wali Kota Batam, hanya bisa berdua saya dengan Emellia, atau wawancara Apindo hanya sendiri. Jadi saling melengkapi," kata pria, enam bersaudara ini.

Apalagi dari hasil penelitian ketiganya mengaku mendapatkan wawasan yang luas dari berbagai sumber mengenai FTZ Batam. Karena hasil penilitian tidak semua materi didapatkan disaat jam kuliah.

Emellia sapaan akrapnya juga mengakui hal tersebut. Karena saat jam pembelajaran dosen hukum investasi tentang FTZ, ia merasa pusing saat mengikuti pelajaran proses belajar tersebut.

"Saya pribadi dulu diajarin dosen hukum investasi tentang FTZ, kepala itu berputar-putar. Dulu tau FTZ hanya sebatas perdagangan bebas. Tetapi tidak tau kenapa, setelah melakukan penilitian ingin mengalih lebih dalam lagi," aku Emellia.

Ia berharap kedepanya seluruh mahasiswa Batam bisa berperestasi. Dengan berusaha keras dan gigih, perestasi itu akan diraih. "Kalau kita mau berusaha pasti bisa. Ternyata memang bener, pintar itu tidak ditentukan dari almamater, tetapi dari kita sendiri," kata dia.

Editor: Gokli