Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Vaksin MR di Kepri Masih Rendah

Dinkes Harapkan Masyarakat Mau Divaksin MR Mengingat Bahaya Virus Rubella
Oleh : Ismail
Kamis | 20-09-2018 | 14:16 WIB
sosialisasi-mr1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Pemprov Kepri gencar sosialisasi bahaya virus rubella dan campak. (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) gencar menyosialisasikan bahaya virus rubella dan campak kepada masyarakat. Salah satu upaya sosialisasi tersebut yakni dengan melaksanakan diskusi publik dengan tema ancaman dan dampak Rubella di Hotel Aston, Tanjungpinang, Kamis (20/9/2018).

Kepala Dinkes Kepri, Tjetjep Yudiana menjelaskan, virus rubella ini sangat berbahaya bagi. Karena, penularannya melalui udara. Lalu, dampaknya bisa menyebabkan si anak tumbuh tidak norma.

Bahkan, jika virus tersebut diidap bagi ibu hamil akan berdampak tidak sehatnya janin hingga terjadi keguguran.

"Kita harus mengerti dampaknya bagi kesehatan. Makanya, vaksinasi itu penting dilakukan," katanya dalam forum.

Ia menerangkan, selama tiga tahun terakhir tercatat 270 orang positif rubella dan 400 terkena campak. Hal ini tentu saja menjadi kekhawatiran Pemerintah, supaya penyebaran virus ini tidak terus meningkat.

"Di Tanjungpinang saja 12 orang terkena rubella. Dan itu sepanjang 2018 saja," ungkapnya.

Nah, untuk mengatasi hal itu, Tjetjep mengatakan, betapa pentingnya mencegah penularan virus tersebut dengan memberikan vaksin Measles Rubella (MR) bagi masyarakat.

Namun, pemberian vaksin tersebut di berbagai wilayah mengalami hambatan. Termasuk wilayah Kepri. Dimana, masih banyak masyarakat yang menolak divaksin akibat masih memikirkan status haram vaksin MR itu.

Akibatnya, pemberian vaksin di Kepri masih tergolong rendah. Yakni pada angka 41 persen. Padahal, ditargetkan hingga akhir September ini pemberian vaksin di tujuh Kabupaten/Kota hingga 95 persen.

"Padahal penyakit virus rubella ini tidak ada obatnya. Kita hanya bisa mencegah. Saya harap semua mendukung. Yang tidak dukung, semoga keluarganya tidak terkena dampak campak dan rubella ini," terang Tjetjep.

Tjetjep menambahkan, untuk mengatasi persoalan dan tidak menambah korban akibat virus rubella dan campak ini. Pihak Dinkes akan menambahkan waktu untuk pemberian vaksin hingga akhir Oktober mendatang. Dirinya pun mengimbau warga agar dapat membawa anak-anaknya untuk diberikan vaksin di posyandu atau puskemas terdekat.

"Kita akan layani. Karena, kita juga tidak mau korban akibat virus ini bertambah," harapnya.

Sebagaimana diketahui, persentase pemberian vaksin MR di tujuh Kabupaten/Kota yakni, Kota Tanjungpinang 64,53 persen, Batam 39,1 persen, Karimun 36,70 persen Bintan 45,85 , Lingga 40,77 persen, Anambas 60,11. Sedangkan, yang terendah Kabupaten Natuna 9,4 persen.

Editor: Yudha