Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mustofa Widjaja Sebut Batam Layak Jadi Motor Ekonomi Indonesia
Oleh : Redaksi
Kamis | 20-09-2018 | 10:04 WIB
mus-caleg-dpd.jpg Honda-Batam
Mustofa Widjaja, mantan Kepala BP Batam yang saat ini menjadi Caleg DPD RI pada Pemilu 2019. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Mustofa Widjaja, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) periode 2019-2024 daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyebut Batam sudah saatnya jadi motor ekonomi Indonesia.

"Ini berdasar pada posisi strategis Batam yang tidak dimiliki daerah lain," tegas Mustofa, Kamis (20/9/2018).

Mantan Kepala BP Batam ini menilai letak geografis Batam adalah nilai istimewa untuk menunjang kemajuan ekonomi. "Kita dengan mudah dapat berhubungan langsung dengan Singapura, Malaysia, dan seterusnya. Ini takdir istimewa yang diberikan Tuhan kepada kita. Sudah saatnya Batam menjadi motor ekonomi Indonesia," tegasnya.

Letak geografis di lintasan jalur pelayaran internasional membuat Batam mampu langsung menggenjot ekspor guna menyeimbangkan nilai tukar Rupiah yang sedang merosot.

"Dibanding kota-kota lain di Indonesia, Batam lah yang paling depan bersinggungan dengan negeri tetangga. Ini peluang bagi kita untuk lebih giat mengekspor barang. 50% lalu lintas energi dan 250% perdagangan dunia didistribusikan melalui Selat Malaka yang berada tepat di depan Batam," ungkapnya.

Karena itu, di tengah krisis keuangan yang dialami Indonesia saat ini, Mustafa Widjaja yakin Batam mampu memegang peran sentral. "Dengan jarak yang begitu dekat ke dunia internasional, mari kita pacu ekonomi Kota Batam. Cita-cita awal berdirinya Kawasan Otoritas Batam, yang sekarang sudah berkembang menjadi Kota Batam adalah agar mampu menjadi pesaing Singapura. Saya mengajak seluruh masyarakat Batam untuk mengejarnya," kata Mustafa, bersemangat.

Mustafa Widjaja menambahkan, pentingnya menanamkan kesadaran sejarah kebesaran Kesultanan Riau-Lingga kepada sekolah-sekolah, universitas, instansi pemerintahan, serta masyarakat Kepulauan Riau secara luas.

"Singapura, bahkan juga sebagian Malaysia saat ini pernah menjadi bagian dari negeri Kesultanan Riau-Lingga. Aktivitas pelayaran dengan interaksi ekonomi yang aktif harus kita maksimalkan. Hari ini saja orang Kepri masih terbiasa berlayar dari satu pulau ke pulau lain. Laut bukan penghalang bagi orang Kepri, laut adalah penghubung, laut adalah konektivitas," tutupnya.

Editor: Gokli