Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PGN Sebut Realisasi Penyesuaian Harga Gas Belum Final
Oleh : Nando Sirait
Selasa | 18-09-2018 | 10:16 WIB
gas-naik.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Diskusi Membedah Kenaikan Gas yang digelar di Harris Hotel Batam Center, Senin (17/09/2018). (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Wacana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam melakukan penyesuaia tarif jual gas, mendapat pertentangan dari berbagai pihak, salah satunya dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kepulauan Riau.

Hal itu sangat kontras jika dibandingkan dengan kondisi Kepri yang memiliki cadangan gas terbesar se-Indonesia dan Asia di Kabupaten Natuna. Potensi gas di Natuna disebutkan mencapai Rp50 triliun.

"Kepri bahkan pernah diajukan jadi lumbung gas. Kita pernah minta bauran energi, dengan mengkonversi BBM di Kepri ini dengan gas. Makanya Batam juga sempat masuk proyek city gas. Kondisi eksisting pipa selatan sudah ada, sekarang tinggal masalah WNTS ke Pemping saja sisa 3 Kilometer kalau mau menyalurkan gas kemari," ujar Ketua Kadin Kepri, Makruf Maulana dalam kegiatan 'Membedah Kenaikan Gas' yang digelar di Harris Hotel Batam Center, Senin (17/09/2018).

Menanggapi hal tersebut, Sales Area Head PGN Batam, Amin Hidayat menuturkan, pihaknya menjalankan bisnis sesuai dengan regulasi yang ada. Penetapan harga berada di Pemerintah Pusat, baik dalam menghasilkan gas hingga transaksinya.

Amin pun menyebutkan rencana kenaikan harga itu belum mencapai final. "Sekarang itu ada diskusi, tetapi sampai saat ini belum ada diputuskan kenaikan. Tetapi kalau SKK Migas bilang tidak mungkin lagi harganya yang lama bertahan. Jadi berapa besaran persen kenaikannya belum ada yang tahu," ungkapnya, Selasa (18/09/2018).

Amin menyebutkan perubahan harga di hulu, tentu akan mempengaruhi hingga pelanggan akhir. Ia menuturkan kenaikan harga gas berhubungan dengan pasokan.

Ia menyebutkan harga gas sendiri tidak pernah berubah sejak sekitar 2010-2011 lalu. "Ada beda bisnis gas dengan bisnis lain, kalau bisnis lain bisa diperkirakan perubahan harga atau kenaikannya tiap tahun. Tetapi kalau harga gas berubah kalau ada pasokan yang berubah, karena diregulasi. Tahun 2003 dapat pasokan, lalu tahun 2011 dapat pasokan, makanya sejak 2011 tidak ada kenaikan harga. Paling berubah karena ada perubahan harga Dolar. Saat ini, ada transaksi yang menggunakan Rupiah dan yang masih dengan Dolar," tuturnya lagi.

Amin nenyebutkan, untuk harga gas rata-rata nasional saat ini sekitar USD9,66 per MMBTU. Dan harga di Batam lebih rendah dari rata-rata nasional itu.

Proses pendistribusian gas yang dilakukan PT PGN dari hulu, yakni sumur di Sumatera yaitu Grissik dan Jambi ke Batam. Khusus Batam ada tiga alokasi yaitu Conoco Philips satu yang diperuntukkan independent power producer (IPP) dan kawasan industri, Conoco Phillips dua yang diperuntukkan PLN dan alokasi ketiga IDLP.

Adapun kontrak yang akan segera habis pada Conoco Philips satu dan dua di bulan Oktober nanti. Amin mengatakan tidak dapat memastikan apakah pada kontrak selanjutnya yang akan terdapat kenaikan harga atau tidak.

Disinggung mengenai progres pembangunan pipa gas dari Pemping, Amin menyebutkan tahapan pembangunan itu memerlukan proses yang panjang. Meskipun telah sampai pada sidang amdal, pihaknya masih akan melakukan kajian dari sisi lain.

Editor: Gokli