Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengusaha Ragu Rupiah Bertahan Rp14.400 per Dolar AS di 2019
Oleh : Redaksi
Selasa | 21-08-2018 | 11:16 WIB
kurs-dolar.jpg Honda-Batam

PKP Developer

ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut masih ada beberapa pihak yang meragukan bahwa nilai tukar rupiah bisa berada di kisaran Rp14.400 per dolar Amerika Serikat (AS) sesuai target pemerintah pada tahun depan.

Wakil Ketua Umum Apindo Suryadi Sasmita mengatakan hal ini karena bayang-bayang tekanan terhadap kurs rupiah masih besar, baik dari luar maupun dalam negeri. Dari luar negeri, tekanan khususnya berasal dari AS.

Hal ini terutama seiring rencana kenaikan tingkat bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve yang akan membuat imbal hasil (yield) surat utang (US Treasury) meningkat. Hal itu, otomatis akan berhasil menarik para investor untuk memulangkan modalnya ke AS.

Bila hal itu terjadi, tentu akan semakin banyak dolar AS yang pulang kampung, sehingga melemahkan mata uang negara lain, termasuk Indonesia. Walhasil, kurs rupiah ke depan bisa saja jatuh lebih dalam.

"Yang masih kami sanksikan adalah kurs, apakah bisa sesuai dengan keinginan pemerintah di Rp14.400 per dolar AS tahun depan atau tidak," ujarnya usai menghadiri pertemuan analis di Kementerian Keuangan, Senin (20/8).

Belum lagi, menurut dia, ada risiko tekanan terhadap kurs rupiah dari faktor-faktor lain. Hal itu tentu membuat rupiah akan kian tertekan. Bahkan, ia menyebut ada beberapa ekonom yang memproyeksi bahwa kurs rupiah bisa meleset lebih jauh dari target pemerintah.

"Tadi ada (prediksi) terendah dan tertinggi, lalu diambil rata-rata. Terendahnya bisa Rp14 ribu per dolar AS, tapi tertingginya bisa Rp16-17 ribu per dolar AS. Tapi, ini semua ekonom yang memprediksi," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, tetap ada sentimen positif yang datang dari fundamental ekonomi Tanah Air. Kalangan pengusaha masih cukup yakin bahwa perkonomian Indonesia masih bisa tumbuh di kisaran 5 persen.

Maklum saja, rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 masih cukup 'tokcer' di kisaran 5,27 persen. "Ini membuat kami bisa bilang ke anggota Apindo untuk berani menanamkan investasi di Indonesia," pungkasnya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Dardani