Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Asian Games 2018 Festival Olahraga Penuh Sejarah
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 10-08-2018 | 11:28 WIB
hitung-mundur-asian-games.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Papan hitung mundur Asian Games 2018 di Jakarta. (Foto: Ist)

Oleh Muhamad Fahmi

JAKARTA dan Palembang mulai berias menyambut Asian Games 2018, di berbagai sudut kota terlihat berbagai spanduk dan mural khas Asian Games, masyarakat di sekitar venue pertandingan juga berusaha menyegarkan kembali pemandangan di sekitar lingkungannya agar terlihat lebih indah. Hal ini ditujukan kepada seluruh masyarakat di dunia bahwa masyarakat Indonesia sudah siap melaksanakan Asian Games 2018.

Perhelatan Asian Games 2018 juga cukup istimewa karena Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah Asian Games pada 1962. Pada saat itu Indonesia masih menjadi negara yang diperhitungkan kekuatanya dan menjadi kandidat juara di Asian Games. Namun untuk perhelatan Asian Games kali ini, ada sesuatu yang unik pada pemilihan lokasi Asian Games, yaitu Asian Games yang akan dilaksankan di dua kota sekaligus.

Jakarta sebagai kota utama perhelatan Asian Games dan Pelambang sebagai kota pendukung. Ditambah dengan kota Bandung dan Banten yang menjadi lokasi beberapa venue pertandingan. Selain itu, esport dan canoe polo juga menjadi ajang olahraga percobaan yang nantinya akan ditandingkan secara resmi pada Asian Games 2022.

Banyak hal menarik yang terjadi pada Asian Games 2018 ini dan kita patut berbangga diri sebagai masyarakat Indonesia karena telah dipilih sebagai tuan rumah ajang olahraga terbesar di Asia ini. Bukan hal yang mudah untuk menjadi tuan rumah Asian Games.

Pada pengundian pemilihan tuan rumah Asian Games, selain Jakarta sebagai tuan rumah, terdapat dua kandidat lain yaitu Dubai, UEA dan Hanoi, Vietnam merupakan kandidat lain untuk menjadi tuan rumah, Bahkan pada pengundian awal Vietnam lah yang terpilih menjadi tuan rumah Asian Games dan Indonesia hanya menjadi runner-up.

Tapi pada perkembanganya kemampuan Vietnam untuk menjadi tuan rumah mulai diragukan karena kemampuan Vietnam untuk menyiapkan dana sebesar US$ 150 juta – US$ 300 juta dianggap tidak mampu, selain itu kesiapan beberapa fasilitas venue olahraga juga banyak menerima kritikan karena pembuatan venue olahraga di Vienam juga hanya akan merugikan Vietnam dengan alasan akan jarang digunakan kedepanya. Banyak kritikan yang meragukan Vietnam mampu menjadi tuan rumah Asian Games 2018 sehingga mereka memutuskan untuk mengundurkan diri menjadi salah satu kandidat.

Setelah Indonesia terpilih menjadi tuan rumah menggantikan Vietnam, Surabaya adalah kota pertama yang menjadi pilihan sebagai lokasi perhelatan Asian Games. Namun Surabaya memperhitungkan kembali keputusan tersebut karena pada 2021 akan ada Asian Youth Games sehingga lebih memilih untuk fokus pada kegiatan tersebut. Olympic Council of Asia (OCA) dengan memperhitungkan beberapa kandidat kota lain akhirnya memutuskan Jakarta sebagai kota utama ajang perhelatan Asian Games dan Palembang sebagai kota pendukungnya.

Namun perlu juga diketahui, untuk menjadi tuan rumah Asian Games bukanlah hal yang mudah. Pemerintah diharapkan dapat menyiapkan venue olahraga yang sesuai dengan standar internasional dan melakukan beberapa promosi kegiatan agar perhelatan ajang olahraga tersebut dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat dunia.

Prediksi awal total dana yang akan dikeluarkan sebesar US$ 3,2 milliar dan Pemerintah telah mengganggarkan sebesar US$ 224 Juta dengan ditambah biaya APBD daerah masing-masing penyelenggara. Namun pada Juli 2018 dilaporkan bahwa dana yang telah dikeluarkan selama persiapan Asian Games mencapai US$ 500 juta dan sekitar Rp 1 Trilliun untuk promosi kegiatan Asian Games 2018.

Untuk memeriahkan dan promosikan Asian Games 2018, Indonesia menyiapkan tiga maskot olah raga yaitu burung cendrawasih Binbin yang menggunakan pakaian adat Asmat mewakili Indonesia bagian timur, Rusa Atun yang menggunakan pakaian adat sarong dan batik Jakarta dengan curak Tumpal mewakili Indonesia bagian tengah dan Ika Badak yang menggunakan pakaian adat Palembang bercorak bunga mewakili Indonesia bagian barat. Maskot tersebut melambangkan sebuah kekuatan dan kecepatan serta kebersamaan dan kesatuan dari bangsa Indonesia yang berbeda-beda.

Para artis Indonesia pun juga berlomba-lomba untuk mengespresikan dan membuat seni untuk mendukung perayaan Asian Games 2018. Dengan total terdapat 13 lagu offical Asian Games 2018 yang masuk ke dalam album. INASGOC mengapresiasi pembuatan album Asian Games ini, mereka menggangap ini merupakan suatu terobosan budaya yang dimiliki Indonesia untuk dikenalkan ke seluruh dunia.

Bisa dibayangkan seberapa besar nanti ajang perayaan olahraga ini di Indonesia, berbagai event bersejarah juga terjadi di Asian Games 2018 salah satunya yang paling disorot dunia adalah direncanakanya dua tokoh dunia yaitu Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk datang pada acara pembukaan Asian Games 2018. Undangan bagi kedua pemimpin negara tersebut diharapkan dapat terwujud melihat beberapa ajang olahraga yang diikuti kedua negara tersebut telah memutuskan untuk bersatu dan bekerja sama.

Presiden Indonesia Joko Widodo juga sangat mengapresiasi gairah masyarakat dalam menyambut Asian Games yang akan dilaksanakan pada 18 Agustus sampai 2 September 2018 nanti. Dirinya selalu menggunakan jaket berlambang Asian Games pada setiap kunjungan acara kerjanya dengan harapan bahwa tindakan tersebut dapat memompa gairah masyarakat untuk ikut berpartisipasi untuk memeriahkan perhelatan Asian Games 2018.

Berbagai persiapan telah dilaksanakan oleh Indonesia baik dari Panitia, Pemerintah dan masyarakat. Sebuah ajang yang mungkin hanya akan dirasakan satu kali seumur hidup ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh seluruh bagian Warga Indonesia. Sebuah kesempatan untuk mengenalkan negara kita kepada dunia, bahwa Indonesia adalah negara yang ramah dan harus dikunjungi oleh masyarakat manca negara.

Tidak kita lupakan juga atlet-atlet Indonesia yang berasal dari berbagai ras juga memperlihatkan bahwa nilai kesatuan kita sebagai negara dengan sejuta budaya dapat bersatu untuk mencapai tujuan negara yaitu menjadi yang terbaik pada Asian Games 2018.

Sudah saatnya masyarakat membuang jauh ego politik dan perbedaan yang selama ini memberikan batasan-batas kita dalam berbangsa dan bernegara. Sebagaimana filosofi tiga maskot Asian Games 2018 yang membentuk kalimat Bhineka Tunggal Ika, maka sudah sepatutnya kita tunjukkan pada dunia bahwa perbedaan adalah kekuatan kita, bahwa perbedaan di Indonesia adalah yang menyatukan masyarakat Indonesia di bawah bendera Merah Putih.

Untuk itu, sudah saatnya kita berpartisipasi memeriahkan dan mendukung atlet-atlet dari seluruh Asia terutama dari Indonesia agar dapat memberikan performa yang baik. Suatu kebanggan Indonesia menjadi tuan rumah pada tahun ini namun akan semakin membanggakan dan mengangkat citra baik Indonesia di mata dunia apabila Indonesia berhasil meraih medali emas terbanyak pada Asian Games 2018.

Ayo Indonesia! *

Penulis adalah Mahasiswa Universitas Riau