Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tak Bisa Ditampung di SMKN 1 Batam, Banyak Calon Siswa Terancam Putus Sekolah
Oleh : Redaksi
Sabtu | 14-07-2018 | 10:41 WIB
tumbur_one1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Tokoh masyarakat Batuaji, Tumbur Hutasoit.

BATAMTODAY.COM, Batam - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA/SMK di Kepri masih banyak dikeluhkan para orangtua siswa. Seperti disampaikan para orangtua siswa yang anaknya tak tertampung di SMK Negeri 1 Batam.

Tokoh masyarakat Batuaji, Tumbur Hutasoit, mengatakan, di tengah banyaknya keluhan orangtua siswa lantaran anaknya tak tertampung di SMKN 1 Batam, ada juga perlakuan 'aneh' yang ditunjukkan pihak sekolah. Di mana, kata dia, ada yang dipanggil satu per satu, sementara yang lain ditolak dengan alasan kuota sudah penuh.

"Kami minta Pak Gubernur, Ketua DPRD Kepri dan Dinas Pendidikan segera memberikan solusi. Banyak siswa yang terancam tak sekolah karena tak bisa masuk SMKN 1 Batam," kata Tumbur, yang juga Ketua PAC Partai Hanura, Kecamatan Batuaji itu, Sabtu (14/7/2018) siang.

Ia menambahkan, para orangtua yang mengeluh anaknya tak bisa masuk ke SMKN 1 Batam, mayoritas warga yang tinggal di dekat sekolah itu.

Orangtua dan calon siswa baru berharap masih ada solusi di SMKN 1 Batam

"Mereka ingin sekolahkan anaknya di SMKN 1 Batam karena rumahnya dekat. Kalau disekolahkan di SMKN lain, akan ada biaya lagi, sementara ekonomi saat ini sedang sulit. Jadi, kami berharap ada solusi dari pemerintah," ungkapnya, mewakili para orangtua yang anaknya tak tertampung di SMKN 1 Batam.

Masih kata Tumbur, dari hasil perbincangannya dengan sejumlah orangtua siswa yang masih berharap anaknya masuk di SMKN 1 Batam, didominasi yang belum mendapat pekerjaan, akibat adanya pengurangan kerja beberapa bulan lalu.

Hal ini juga yang memaksa mereka tetap ngotot agar anaknya bisa mengecap pendidikan di sekolah yang dekat dengan rumah mereka masing-masing.

"Banyak orangtua siswa itu yang mengaku belum dapat pekerjaan, sehingga berpikir dua kali untuk mendaftarakan anaknya di SMKN lain. Mereka tetap ingin di sekolah yang dekat dengan rumah mereka, agar hemat biaya," katanya.

Editor: Gokli