Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Asian Games Kebanggaan Kita Bersama
Oleh : Redaksi
Senin | 02-07-2018 | 11:16 WIB
asian-games3.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi Asian Games 2018. (Foto: Ist)

Oleh Dodik Prasetyo

MENJADI tuan rumah Asian Games, yang akan digelar di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus hingga 2 September mendatang jelas merupakan kebanggaan luar biasa bagi bangsa Indonesia. Sebuah langkah yang baik untuk menunjukkan budaya, keindahan alam dan tentu saja harga diri bangsa melalui prestasi Indonesia kepada dunia, khususnya negara-negara di Asia.

Asian Games Jakarta-Palembang merupakan sejarah di mana Indonesia kembali ditunjuk sebagai tuan rumah untuk yang kedua kalinya setelah 56 tahun sejak menjadi tuan rumah Asian Games pertama kali pada tahun 1962. Diprediksi Asian Games tahun ini akan ditonton lebih dari 5 miliar orang dari Cina, India, Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tengah dan Asia Tenggara, semuanya akan menyaksikan Asian Games yang digelar di Indonesia.

Pada Asian Games nanti Indonesia tidak hanya dituntut untuk menunjukan prestasi di bidang olahraga maupun penyelenggaraan. Tapi seluruh komponen dari pemerintah sampai rakyat juga harus mampu memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang bersatu padu serta memiliki hasrat yang kuat dalam menyelenggarkan dan memeriahkan Asian Games ke-18 ini.

Karena itu sudah seharusnya seluruh komponen turut merasa memiliki ajang olahraga terbesar di Asia ini. Seluruh rakyat Indonesia sudah selayaknya turut berkontribusi dan memberikan sumbangsih agar event empat tahunan ini dapat diselenggarakan tanpa hambatan. Karena Asian Games bukan hanya milik pemerintah. Bukan milik Presiden Joko Widodo yang ketika Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah menggantikan Vietnam pada tahun 2014 lalu bahkan belum menjadi presiden Republik Indonesia.

Bukan pula milik wakil Presiden Jusuf Kalla selaku penasihat dan penanggungjawab Asian Games. Bukan juga milik Menteri Olahraga Imam Nahrowi atau Ketua Panitia Penyelenggar Asian Games (Inasgoc) Erick Thohir. Tapi Asian Games adalah milik seluruh rakyat Indonesia.

Sebab kesuksesan Asian Games akan menjadi kesuksesan seluruh rakyat Indonesia. Tidak hanya pemerintah atau penyelenggara. Asian Games Jakarta-Palembang akan melibatkan 20,741 sukarelawan. Jumlah tersebut belum termasuk dalam panitia inti serta ratusan ribu usaha kecil menengah yang akan terlibat di Asian Games nanti.

Pada akhir bulan Mei lalu Bappenas mengeluarkan perkiraan total dampak ekonomi langsung dari penyelenggaraan Asian Games 2018. Terhitung sejak 2015 hingga 2018 Bappenas memperkirakan, total dampak ekonomi langsung penyelenggaraan Asian Games 2018, baik dari sisi pengeluaran pengunjung, investasi infrastruktur pendukung, dan operasionalisasi acara sebesar Rp45,1 triliun.

Rakyat Indonesia akan dapat merasakan dampak ekonomi dari pengeluaran pengunjung sebesar Rp3,6 triliun dengan komposisi 88% pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, 4,67% pengeluaran atlet, 3,96% pengeluaran awak media, 2,34% pengeluaran official Dan 0,77% pengeluaran sukarelawan. Akomodasi diperkirakan akan menjadi komponen pengeluaran terbesar mencapi Rp 1,3 triliyun.

Maka sudah dapat dipastikan tidak hanya pemerintah yang mendapatkan keuntungan selama penyelenggaraan Asian Games. Tapi hampir seluruh rakyat Indonesia. Terutama pada saat yang bersamaan Asian Games ini akan menjadi ajang promosi pariwisata yang selama ini belum dimaksimalkan sepenuhnya.

Apa pun agama, suku, atau latar belakang politiknya akan mendapatkan dampak positif dari penyelenggaran Asian Games baik langsung maupun tidak langsung. Maka mereka yang menyatakan Asian Games hanya sebuah upaya pemerintah untuk mendulang suara untuk Pemilu 2019 sama sekali keliru.

Karena sudah jelas Asian Games merupakan pesta olahraga internasional yang sama sekali tidak ada urusannya dengan politik. Di ajang multievent ini seluruh atlet dan ofisial dari berbagai negara-negara di Asia dan seluruh wartawan dari penjuru dunia akan hadir.

Maka sudah sepatutnya rakyat Indonesia menunjukkan persatuan terutama dalam mensukseskan Asian Games. Para atlet-atlet di Indonesia akan bertanding di kandang mereka sendiri. Sudah sepantasnya mereka mendapatkan dukungan moril dari rakyat Indonesia untuk mendulang medali.

Bertanding di negara sendiri atlet Indonesia sepantasnya mendapatkan dorongan semangat dari seluruh penjuru negeri. Karena medali-medali yang akan diraih oleh atlet-atlet Indonesia tentu juga akan menjadi kebanggaan rakyat Indonesia.

Bagi Presiden Pertama Soekarano olahraga bukan hanya sekedar memperkuat jasmani atau rekreasi. Tapi memiliki tujuan yang lebih tinggi yakin cita-cita nasional. Soekarno mencari ruang di luar politik untuk menyatukan Indonesia tanpa membedakan ideologi, politik, dan kelas sosial. Ruang kebangsaan itu ia temukan di olahraga.

Melalu prestasi dalam bidang olahraga, Indonesia akan menjadi bangsa yang tegak berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya. Karena itu, olahraga tidak dapat dipisahkan dengan tujuan menjunjung tinggi nama dan kehormatan bangsa dan negara.

Sejak dahulu bagi Indonesia olahraga menjadi alat perjuangan bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan. Karena itu ajang olahraga sebesar Asian Games seharusnya menjadi gerakan untuk memperkokoh persatuan nasional.

Pada awal Mei lalu Ketua Inasgoc Erick Thohir mengatakan Asian Games tidak hanya sekadar perhelatan olahraga saja, tetapi juga merupakan ajang nation branding.

“Kita mendapatkan kesempatan promosi budaya kita. Contoh, bagaimana kita menunjukan Jember Carnival, kemudan promosi makanan, musik, dan lain sebagainya. Kesempatan kita menunjukkan karakter Indonesia, bahwa kita bangsa yang bersih, disiplin, siap fighting, tidak kalah dengan globalisasi,” katanya.

Karena itu Asian Games tahun ini sangat dalam maknanya bagi Indonesia. Tidak hanya berdampak positif dari sisi ekonomi dan promosi parawisata. Tapi juga sebagai alat pemersatu bangsa. Harus diakui sejak Pemilu 2014 masyarakat terutama di internet terbelah dua dalam berbagai hal. Mereka yang mendukung atau oposisi pemerintah.

Sampai akhirnya Asian Games yang seharusnya menjadi kebanggaan nasional turut diperdebatkan. Termasuk upaya pemerintah dalam mempromosikan Asian Games ditempatkan pada posisi politis. Maka sudah saatnya seluruh rakyat Indonesia dari kubu mana pun untuk turut berkontribusi mempromosikan Asian Games.

Asian Games seharusnya menjadi ajang pemersatu kelompok yang selama ini berselisih pendapat. Kedua kelompok tersebut harus menghentikan perselisihan mereka selama Asian Games. Bahkan seharusnya kedua kelompok yang berselisih menghentikan perselisihan mereka jauh sebelum Asian Games digelar sehingga proses promosi Asian Games dapat dilakukan dengan maksimal.

Namun saat ini belum terlambat untuk melakukan rekonsialiasi. Di mana media sosial yang sebelumnya berisi tentang perdebatan Asian Games milik siapa menjadi lebih ramai dengan promosi Asian Games. Di mana seluruh rakyat Indonesia baik di dunia nyata maupun maya turut berpartisipasi dalam mempromosikan dan mensukseskan Asian Games.

Sebab ketika para atlet Indonesia meraih medali dan berprestasi di ajang internasional atau pengakuan dari dunia internasional atas suksesnya penyelenggaran Asian Games nanti akan menjadi kebanggaan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Kubu mana pun akan mendapatkan penghormatan yang sama.

Memiliki keistimewaan untuk mengatakan "saya orang Indonesia"!*

Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)