Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Libur Lebaran Bertabur Konten Politik
Oleh : Redaksi
Rabu | 20-06-2018 | 09:04 WIB
mudik-lebaran2.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi mudik libur lebaran. (Foto: Ist)

Oleh Hariqo Wibawa Satria

LIBUR hari raya lebaran Idul Fitri adalah waktu yang tepat untuk memproduksi, menyebarkan berbagai konten (tulisan, video, infografis, dan lain sebagainya). Itulah mengapa para produser film berebut agar film mereka tayang di bioskop saat libur lebaran. Karena itu juga banyak imbauan agar di masa libur ini, kita mengunggah lokasi wisata, kuliner, produk lokal, potensi daerah lewat medsos.

Umumnya libur lebaran dimanfaatkan dengan silaturrahmi, kumpul-kumpul santai, halal bi halal, nonton piala dunia, dan lain sebagainya. Berbagai capaian pemerintah baik pusat maupun daerah, kritikan dan tawaran oposisi akan menjadi topik hangat perbincangan di sela-sela obrolan kapan nikah, anaknya sudah berapa, mana THR dan lain-lain.

Terdekat tentunya Pilkada Serentak yang 13 hari lagi dilangsungkan. 512 pasangan siap-siap berkompetisi di 171 daerah yang melaksanakan Pilkada Serentak pada 27 Juni 2018 nanti. 512 tim media kandidat bekerja untuk memenangkan kandidatnya. Kantor tim sukses mungkin tutup, ruangan tim media sosial mungkin terkunci, namun produksi dan distribusi konten jalan terus, tiada libur bagi tim sukses sejati.

Saat libur lebaran inilah kita diuji, apakah seruan semua pihak untuk melawan hoax, fitnah, kampanye hitam dan penyalahgunaan isu SARA mampu kita amalkan. Bagi yang muslim, puasa kita bisa dikatakan gagal jika kita memproduksi dan menyebarkan berita bohong, karena tujuan puasa adalah takwa yang berarti takut kepada Allah SWT.

Ingatlah kisah seorang yang tak pernah membunuh, namun tetap masuk neraka, ia protes mengapa dirinya ditempatkan bersama para pembunuh, sedangkan ia tidak pernah membunuh satu nyawapun di dunia. Malaikat menjawab, engkau memang tidak pernah membunuh, namun orang saling membunuh akibat fitnah yang engkau lakukan.

Konten fitnah untuk jangka pendek mungkin menguntungkan kandidat kita, namun untuk jangka panjang akan merusak persatuan keluarga besar bangsa Indonesia. Sebuah fitnah bisa memundurkan bangsa kita hingga 100 tahun bahkan lebih.

Sebab itu, jaga rapat tim media sosial kita masing-masing dari godaan setan yang terkutuk. Diantara rekomendasi diskusi komunikonten adalah; setiap konten yang diproduksi tim sukses sebaiknya diberikan identitas atau kode tertentu, guna menghindari konten tak bertuan yang bisa bikin ribut, selain masyarakat juga bisa menilai, tim medsos kandidat mana yang paling keren dan kreatif kontennya.

Setiap tim media sosial kandidat dalam Pilkada Serentak 2018 harus berkompetisi memenangkan kandidatnya, itu pasti. Namun tim media sosial kandidat juga harus berkolaborasi menjaga keutuhan NKRI dengan melawan fitnah dan penyalahgunaan isu SARA, tidak hanya saat pilkada namun sampai kapanpun. Pilkada Serentak lebih dari sekadar ujian berdemokrasi, namun juga ujian dalam berbangsa dan bernegara.

Selamat lebaran, mohon maaf lahir dan batin, mari periksa kebenaran konten-konten politik yang hadir di telepon genggam kita masing-masing, dan jangan lupa promosikan juga lokasi wisata, kuliner, produk lokal di daerah kita lewat medsos. Selamat mengunggah konten liburan anda lewat media sosial. *

Penulis adalah Direktur Eksekutif Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi – www.komunikonten.com