Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

5 Penyakit Ini Diturunkan Secara Genetik
Oleh : Redaksi
Sabtu | 09-06-2018 | 09:16 WIB
uji-dna.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Beberapa orang lahir dengan kondisi sehat, sementara sisanya mengalami gangguan kesehatan yang diturunkan secara genetik. Hal ini tak bisa disalahkan pada keluarga yang terdahulu, melainkan harus ditangani secara bijak dan telaten agar tak semakin parah.

Sejumlah tes DNA biasanya dilakukan demi mengetahui gangguan kesehatan yang dialami akibat diturunkan secara genetik. Beberapa metode pengujian mematok harga mahal, sisanya terjangkau namun belum bisa dipastikan secara sahih.

Secara ideal, mengetahui apa yang bersembunyi di DNA Anda akan memotivasi untuk menjaga diri lebih baik dari sebelumnya. Mengingat alat ukur masa kini untuk pengujian genetika berkembang, para ahli menyebut bahwa Anda memiliki kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang risiko penyakit tertentu yang diturunkan secara genetik.

"Orang-orang sangat tertarik dengan pengujian genetik. Saat ini, banyak pasien saya yang bertanya tentang hal itu," jelas Bradley Patay, spesialis penyakit dalam di Scripps Clinic Torrey Pines di La Jolla, California.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah 5 gangguan kesehatan yang diturunkan secara genetik:

1. Penyakit jantung

Kita tahu bahwa kebiasaan gaya hidup kerap dikaitkan dengan risiko penyakit jantung. Namun jangan salah, sebab gangguan yang satu ini juga bisa terjadi karena diturunkan secara genetik.

Sebuah studi penting dilakukan pada tahun 2016 terhadap lebih dari 55.000 peserta yang kemudian diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa menjaga gaya hidup sehat bagi orang-orang yang memiliki risiko genetik untuk penyakit jantung sangatlah penting.

2. Polip kolon

Polip kolon disebut dapat menyebabkan kanker kolorektal. Faktanya, kondisi ini bisa diturunkan secara genetik. Anda bisa memastikan dengan cara bertanya pada keluarga, apakah ada kerabat yang mengalami gangguan kesehatan ini.

Polip kolon bisa berkembang di usus besar selama masa muda, lalu menjadi ganas saat mendekati usia 40 tahun. Berdasarkan data dari American Cancer Society, satu dari lima orang yang terkena kanker kolorektal terjadi karena keturunan dan diawali dari polip kolon.

3. Penyakit celiac

Menurut Celiac Disease Foundation, orang yang memiliki kerabat pengidap penyakit celiac berisiko besar ikut terkena penyakit yang sama di masa yang akan datang. Penyakit ini terjadi ketika pencernaan seseorang mengalami reaksi negatif saat mengonsumsi gluten, protein yang bisa ditemukan pada beberapa jenis sereal seperti gandum, jelai (barley), dan gandum hitam.

Meskipun risikonya tidak sebesar yang diperkirakan, namun Anda tidak boleh meremehkan penyakit ini. Gejala penyakit celiac meliputi nyeri perut hingga penurunan berat badan.

4. Kolesterol tinggi

Selain pola hidup tidak sehat seperti asupan makanan, risiko seseorang mengalami kolesterol tinggi bisa juga terjadi karena diturunkan secara genetik. Mirisnya, banyak seseorang yang telat mengetahui dirinya terkena kolesterol tinggi saat mengalami serangan jantung di usia muda.

Orang dengan kelainan genetik yang disebut familial hypercholesterolemia (FH) memiliki tingkat kolesterol lebih tinggi sejak lahir. Risiko terhadap penyakit jantung dini, termasuk serangan jantung dan stroke, menjadi amat besar.

5. Depresi

Para peneliti masih harus banyak belajar tentang kondisi mental dan dampaknya pada genetik. Namun dengan melihat sejarah pada keluarga Anda, hal itu dapat memberikan setidaknya petunjuk awal untuk mencegah depresi sejak dini. Mempertimbangkan riwayat kesehatan mental keluarga Anda, sedikit banyak memberikan alarm sejak dini untuk meminimalkan risiko penyakit depresi.

Agar lebih waspada, sudah semestinya Anda memahami berbagai gangguan kesehatan yang diturunkan secara genetik seperti beberapa penyakit di atas. Dengan melihat riwayat keluarga, maka Anda dapat melakukan pencegahan sedini mungkin sebelum terjangkit dan menjadi semakin parah.

Sumber: Klikdokter.com
Editor: Gokli