Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

18 Pelajar SMA Wakili Indonesia pada Kompetisi ISEF 2018 di Amerika Serikat
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 11-05-2018 | 10:40 WIB
18-pelajar-ISEF.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Dirjen Dikdasmen Kemendikbud, Hamid Muhammad foto bersama 18 pelajar SMA yang akan mewakili Indonesia pada kompetisi ISEF 2018 di AS. (Dok Kemdikbud)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Sebanyak 18 pelajar Indonesia akan berkompetisi pada ajang Intel International Science and Engineering Fair (ISEF) 2018 di Pittsburgh, Pennsylvania Amerika Serikat, tanggal 13-19 Mei 2018.

Acara audiensi pelepasan siswa yang akan berkompetisi di ajang internasional tersebut diterima langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud (Dirjen Dikdasmen), Hamid Muhammad di kantor Kemendikbud, Jakarta pada Rabu (9/5).

Ada tiga pesan utama yang disampaikan Dirjen Dikdasmen kepada peserta dalam pertemuan tersebut. Pertama, ia berpesan agar peserta menguasai substansi dan membuktikan bahwa mereka bisa menguasai di luar kepala.

Kedua, mengatasi tantangan berkomunikasi agar dapat meyakinkan bahwa apa yang dilakukan memiliki nilai tambah terhadap pengembangan ilmu dan pengetahuan. Ketiga, membuang jauh ketidakpercayaan diri.

"Mental yang utama, mental juara. Kalau mental ini dalam pikiran ditanamkan, kalian pasti bisa. Kalau kalian bisa kelola dengan baik, bisa membawakan hasil penelitian dengan baik," pesan Hamid Muhammad. Ia juga menambahkan agar siswa-siswi menjaga kesehatan.

Dalam kompetisi tersebut para siswa akan berkompetisi dengan sekitar 1.800 siswa dari lebih dari 75 negara, wilayah, dan teritori. Di sana mereka akan memamerkan hasil penelitiannya kepada dewan juri dan peserta lainnya.

Salah satu tim peserta yang akan berangkat adalah Yuan Dwi Kurniawan (Yuan) dan I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara (Wicaksana), yang juga penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari SMA Negeri Bali Mandara. Mereka akan memamerkan penelitian mereka tentang Alat Pendeteksi Sapi Birahi (APEKSI).

Penelitian tersebut dilakukan karena mereka ingin peternak sapi memiliki parameter yang pasti untuk mendeteksi ketika sapi betina mengalami birahi, supaya siap dikembangbiakkan, tidak hanya berdasarkan perkiraan peternak yang terkadang tidak akurat.

"Parameter itu adalah frekuensi nafas, detak jantung, suhu tubuh, dan jumlah gerakan dari sapi. Kami integrasikan pada alat yang cukup dikalungkan pada sapi, seperti kalung-kalung sapi biasa tapi di dalamnya ada alat," jelas Wicaksana.

Yuan dan Wicaksana berharap mereka dapat membawa hasil terbaik bagi Indonesia dan bisa membanggakan keluarga melalui keikutsertaan mereka di ISEF.

Siswa-siswi yang akan berlaga di ISEF ini adalah para pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) dan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang diseleksi kembali sesuai ketentuan dan regulasi Intel-ISEF agar dapat mewakili Indonesia.

Sumber: Kemdikbud.go.id
Editor: Gokli