Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wabub Anambas Keluhkan Minimnya Sarana dan Prasarana Sektor Perikanan
Oleh : Fredy Silalahi
Kamis | 19-04-2018 | 17:40 WIB
rapat-anambas.jpg Honda-Batam
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas saat menggelar pertemuan dengan anggota Wantipres di Aula Kantor Bupati. (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas mengeluhkan kendala pengembangan potensi perikanan kepada anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), I Gusti Kompyang Manila saat berkunjung ke Anambas, Kamis (19/4/2018).

 

Dalam pertemuan dengan Wantimpres di Aula Kantor Bupati itu, Wan Zuhendra menyampaikan, sarana dan prasarana perikanan kurang mendukung untuk pengembangan potensi perikanan Anambas.

"Minimnya mesin pendingin (cool storage) juga merupakan hambatan untuk mengembangkan perikanan, kemudian juga minimnya modal, serta nihilnya tempat pelelangan ikan. Ini lah sarana yang dibutuhkan. Memang dari sisi nelayan, masih banyak yang menggunakan alat tangkap tradisional serta didukung armada laut dengan ukuran paling besar 5 gross ton," papar Wan Zuhendra saat menggelar rapat dengan anggota Wantimpres serta OPD terkait dan himpunan nelayan.

Wan juga menyinggung, saat ini para nelayan hanya mengeluhkan keberadaan kapal pukat mayang yang beroperasi di dibawah 12 mil. "Dengan alasan berlindung dan ingin mengisi air, kapal lokal ini berkesempatan beroperasi. Ini lah yang keluhan nelayan. Terkait kapal ikan asing, memang sudah berkurang,"jelasnya.

Menaggapi keluhan itu, anggota Wantimpres, I Gusti Kompyang Manila mengatakan, tujuan kehadirannya ke Anambas yakni ingin mendengarkan langsung keluhan maupun hambatan pengembangan potensi perikanan di Anambas.

"Kehadiran saya ingin mendengarkan keluhan dan hambatan untuk pengembangan sektor perikanan. Nanti saya akan mengumpulkan data dan akan menyampaikan kepada Pemerintah Pusat. Disana akan dibuat kajian agar potensi perikanan Anambas bisa dikembangkan. Dengan tujuan untuk memajukan dan mensejahterakan perekonomian nelayan. Tentu ini juga akan bermanfaat bagi daerah. Sangat rugi kalau potensi perikanan ini tidak segera dikembangkan," paparnya.

Manila juga menyinggung terkait ekspor ikan napoleon di Anambas. Pasalnya moratorium yang sebelumnya terjadi membuat sejumlah nelayan mengeluh. "Mengenai ekspor ikan kemana peredarannya," pintanya.

Kepala Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan Anambas, Chatarina menyampaikan, saat ini ekspor ikan napoleon sudah dapat dilakukan namun kuotanya sangat terbatas.

"Jumlah ikan napoleon di Anambas mencapai ratusan ribu ekor. Sementara kuota ekspor hanya 2000 ekor yang di izinkan dalam setahun. Yang dikeluhkan nelayan budidaya yakni biaya budidaya tak sebanding dengan yang didapatkan. Dan perputarannya lambat," jelas Chatarina.

Editor: Dardani