Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Survei Indo Barometer, Djarot dan Edy Rahmayadi Bersaing Ketat di Sumut
Oleh : Redaksi
Sabtu | 24-03-2018 | 16:50 WIB
djarot-edy1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Calon gubernur Sumatra Utara nomor urut satu Edy Rahmayadi (kanan) dan dan calon gubernur Sumatra Utara nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat (kiri) bersalam komando ketika menghadiri Deklarasi Kampanye Damai Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, di Medan, Sumatra Utara, Minggu (18/2/2018). (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Hasil simulasi Pilkada Sumatera Utara 2018 yang digelar lembaga survei Indo Barometer, menempatkan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus meraih dukungan tertinggi dari masyarakat.

"Dari simulasi yang dilaksanakan terhadap calon gubernur dan wakilnya pada Pilkada Sumut, pasangan Djarot dan Sihar memperoleh dukungan sebesar 26 persen, yang merupakan angka tertinggi," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Jumat.

Selanjutnya, pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah berada di posisi berikutnya, yakni mendapatkan dukungan dari masyarakat sebesar 25,8 persen.

Sementara itu, pasangan Jopinus Ramli Saragih-Ance Selian hanya memperoleh dukungan sebesar 8,4 persen. "Pasangan Djarot dan Sihar serta Edy Rahmayadi saat ini bersaing ketat, angka dukungan kedua pasangan ini hanya beda tipis yakni sebesar 0,2 persen," kata Qodari.

Menurut Qodari, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Djarot menjadi kandidat yang paling dikenal masyarakat Sumut, sehingga angka dukungan ia dan pasangannya cukup tinggi.

"Djarot pernah menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, yang ternyata membuatnya dikenal tidak hanya oleh masyarakat Ibu Kota, tetapi juga oleh Masyarakat Sumut," tutur dia.

Selain itu, Djarot juga dikenal sebagai sosok yang memiliki latar belakang bersih dari korupsi.

"Itu sejalan dengan keinginan 12,8 persen masyarakat Sumut, yang mau pemimpin daerahnya bebas dari korupsi. Hal ini mengingat beberapa waktu lalu banyak kepala daerah di Sumut yang terjaring Komisi Pemberantasan Korupsi," tutur Qodari.

Sumber: ANTARA
Editor: Yudha