Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemko Tanjungpinang Segera Buka Kran SWRO untuk Masyarakat
Oleh : Ismail
Jum\'at | 23-03-2018 | 17:38 WIB
riono2.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Sekretaris Daerah (Sekda) kotaTanjungpinang, Riono. (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang segera melaunching pengoperasian Sea Water Reverse Osmosis (SWRO). Proyek penyulingan air laut menjadi air minum itu akan dibuka untuk umum dan sepanjang waktu. Sebelumnya, dimana sebelumnya hanya dibuka untuk warga setempat dan hanya 5 jam saja.

 

Sekretaris Daerah (Sekda) kotaTanjungpinang, Riono mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan persiapan louncing pengoperasi SWRO. Selain itu, Pemko Tanjungpinang juga tengah melengkapi regulasi aturan harga dan ketetapan pembayaran dan menyepakati terkait subsidi.

"Memang saat ini sudah beropreasi atau telah dilakukan uji coba beroperasi 5 jam perhari secara gratis tanpa dipungut biaya. Nanti setelah louncing secara otomatis yang salama ini memanfaatkan SWRO akan mulai membayar," ujar Riono saat hubungi, Jumat (23/3/2018).

Dijelaskannya, dalam pengoperasiannya, ada pembagian katagori pengguna. Ada kategori Rumah Tangga, Sosial dan Niaga. Dan sekarang katagori ini juga sedang dikaji.

"Untuk usaha rumahan, kita akan kaji lagi. Misalnya dia membuka usaha air galon dirumah, itu tidak lagi bukan masuk dalam katagori rumah tangga, tapi susah niaga," kata Riono.

"Untuk masalah ini bisa kita lihat dari beban pemakaian, karena pemakaian rumah tangga dan niaga itu jelas berbeda dan pasti diketahui. Setelah diketahui dilanjutkan dengan pengecekan dilapangan. Jadi hal-hal ini saat ini sedang dilengkapi," tambahnya.

Sebelumnya, Riono juga menjelaskan sebelum dilakukan penyerahan dan pengoperasian SWRO kepada Pemko Tanjungpinang, sistemnya sudah harus benar-benar tertata dengan baik. Termasuk aturannya, biaya pemasangan baru dan biaya-biaya lainnya. Ini dilakukan agar kedepan menghindari petugas lapangan menjadi target dari tim saber pungli.

"Regulasi ini harus matang dulu, baru dilimpahkan ke Pemko. Karena UPTD ini, bukan hanya membawahi SWRO saja tetapi juga ada beberapa SPAM yakni di Kampung Bulang, Kampung Bugis, Senggarang, Penyengat," ujarnya.

Riono juga menyampaikan, biaya untuk obat penyuling air jadi tawar dan biaya listrik per bulannya dibutuhkan Rp170 juta. Belum termasuk biaya Sumber Daya Manusianya (SDM). Jumlah pekerjaanya ada 10 orang, belum termasuk 15 orang Kasubagnya.

"Nah untuk biaya ini, perlu rapat kembali. Agar bisa dihitung biaya per kubiknya yang harus di bayar oleh pelanggan SWRO nanti. Termasuk berapa jumlah pelanggan SWRO. Apakah nanti tetap disubsidi atau tidak, tergantung keputusan bersama. Tetap tidak memberatkan masyarakat nantinya," katanya.

Editor: Dardani