Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Satu Warga Dilarikan ke Rumah Sakit

Warga Seialeng Sagulung Bentrok dengan Pihak Proyek PT Anugerah Sentosa Abadis
Oleh : Yosri Nofriadi
Senin | 19-03-2018 | 16:02 WIB
bentrok-sagulung1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Situasi di lokasi proyek Ruli Seialeng Sagulung memanas, warga dan pihak proyek sempat bentrok. (Foto: Yosri)

BATAMTODAY.COM, Batam - Puluhan warga yang bermukim di Kampung Seialeng, RT 02/ RW 15 Kelurahan Sungai Binti, Kecamatan Sagulung, bentrok dengan pihak proyek perumahan PT Anugerah Sentosa Abadis yang menimbun kolam yang menjadi sumber air mereka, Senin (19/3/2017) siang.

Dalam bentork tersebut, salah satu warga bernama Ikhlas mengalami patah tangan dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Informasi yang diperoleh di lapangan, bentrokan terjadi berawal dari pihak proyek yang mencoba menimbun kolam yang menjadi sumber air di lokasi tempat tinggal mereka. Beberapa warga mencoba menghalangi penutupan kolam tersebut.

Namun aksi warga tersebut tidak dihiraukan pihak proyek, hingga warga pun nyaris tertimbun tanah. Situasi itu membuat warga lainnya menjadi marah dan emosi. Sejumlah warga langsung menyerang pihak proyek dan mengancam akan membakar alat berat tersebut.

Situasi menjadi tidak kondusif, aksi kejar-kejaran dan adu fisik pun terjadi. Ibu-ibu mencoba membantu warga dengan dengan melempari pekerja dengan batu dan tanah. Aksi warga tersebut mendapatkan perlawanan dari pihak proyek. Pihak proyek yang tidak terima mengumpulkan massa dari para pekerja di lokasi, membuat situasi semakin panas.

Keributan itu tidak berlangsung lama sebab anggota Polsek Sagulung dan pihak kecamatan langsung turun ke lokasi untuk menenangkan kedua belah pihak. Pihak proyek diminta untuk mundur sebab warga semakin ramai berdagangan ke lokasi proyek tersebut.

Melihat warga yang semakin ramai berdagangan, pihak proyek akhirnya bersedia untuk mundur ke arah Ruko Tunas Regency.

Desta, warga di lokasi mengatakan, sesuai dengan kesepakatan awal tempat pemukiman itu memang boleh digusur sebab pihak proyek sudah memberikan sagu hati dan kavling sebagai tempat tinggal mereka. Namun kavling tersebut merupakan lokasi rawa-rawa yang rawan banjir.

"Lahan di Seilekop belum ditimbun dan masih rawa bagaimana mau tinggal di sana," ujar Desta.

Karena lahan kaveling yang diberikan tersebut tidak sesuai, warga bertahan di lokasi yang akan di gusur tersebut. Warga meminta kolam yang menjadi sumber air satu-satunya bagi warga setempat agar tidak ditutup.

"Kami meminta kolam itu tidak ditutup sebelum kami pindah ke sana. Lahan yang di sana dimatangkan dulu sesuai dengan kesepakatan awal," ujar Marni warga lainnya.

Editor: Yudha