Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ambon Ingin Jadi Kota Musik ke-18 Dunia di Bawah Unesco
Oleh : Irawan
Sabtu | 17-03-2018 | 10:05 WIB
ambon-musik.jpg Honda-Batam
Kota Ambon.

BATAMTODAY.COM, Ambon – Walikota Ambon Richard Louhenapassy meminta wartawan DPR RI membantu publikasi Ambon sebagai 'Kota Musik Dunia ke-18' di bawah naungan Unesco, badan PBB yang mengurusi pendidikan keilmuan dan kebudayaan.

Hal itu disampaikan Richard saat ramah tamah dengan Plt Sekretaris Jenderal DPR RI Damayanti dan wartawan parlemen di Kantor Wali Kota Ambon, Jumat (16/3/2018) malam.

"Kami merasa Ambon akan lebih dikenal lagi dengan rencana jangka pendek untuk menambah devisa melalui kreatif seni yaitu musik dengan mencanangkan Kota Ambon jadi 'Kota Musik ke-18' dunia di bawah naungan Unesco," kata Richard.

Menurut Richard, wartawan bisa mengambil sisi positifnya dari Ambon yang menjadikan musik bagian dari hidupnya.

Karena itu Wali Kota Ambon ini terlihat berseri-seri dan selalu melempar senyum, serta memberikan joke-joke atau gunakan yang membuat hadirin tertawa terpingkal-pingkal.

Richard mengungkapkan, baru dua kali ini wartawan dalam jumlah besar mengunjungi Ambon. Pertama saat Peringatan Hari Pers tahun lalu, dan kedua adalah wartawan parlemen.

"Kita sedang menggiatkan kesenian musik modern dan tradisional sejak SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi yaitu Pattimuran dan Institut Islam. Kita minta ini diberitakan oleh wartawan," katanya.

Richard yang didampingi Wakil Ketua Komisi V DPR Michael Wattimena dari Fraksi Partai Demokrat, para pejabat Pemerintah Kota Ambon dan tokoh masyarakat Ambon, mengatakan, Ambon harus ditetapkan sebagai Kota Musik dunia di bawah naungan Unesco, karena masyarakatnya suka menyanyi dan sudah menjadi budaya.

"Kenapa Kota Ambon dijadikan Kota Musik? Karena orang Ambon ini suka nyanyi. Jika sudah pegang mic (Microfon), maka tak ada kesempatan lagi orang lain raih mic. Kalau di Jakarta tawuran karena kenakalan, tetapi kalau di Ambon karena rebutan mic," ungkapnya.

Selain itu, menurut Richard, DNA orang Ambon memiliki seni musik, sehingga orang Ambon pandai bernyanyi. "Orang Ambon memiliki DNA musik. Jika bayi lahir ditepuk nangis maka bayi Ambon langsung nyanyi," katanya.

Richard menegaskan, agar Ambon ditetapkan sebagai Kota Musik dunia, selain memasukkan mata pelajaran musik dari SD-SMA, juga mencari bibit berbakat untUK dijadikan pemusik.

Ia mengungkapkan, awalnya ada empat  kota di Indonesia yang diusulkan sebagai Kota Musik, yakni Medan (Sumatera Utara), Toraja (Sulawesi Selatan), Manado (Sulawesi Utara) dan Ambon (Maluku).

"Tetapi akhirnya Ambon yang terpilih dari diusulkan ke Unesco sebagai Kota Musik dunia ke-18."

Awalnya ada tiga kota oleh Bekraf mau dijadikan kota musik yaitu Medan, Toraja, Manado dan Ambon, akhirnya dipilih Ambon. "Di sini sudah ada studio rekaman berstandar internasional," katanya.

Richard menambahkan, baru-baru ini Ambon kedatangan 300 pemusik tanah air dalam rangka membicarakan Ambon sebagai Kota Musik dunia.

"Baru-baru ini kami kedatangan sebanyak 300 pemusik Indonesia kumpul di sini dalam rangka membicarakan Ambon jadi Kota Musik dunia. Tahun depan akan digelar konser musik Melanda," katanya.

Editor: Surya