Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Februari 2018, Batam-Tanjungpinang Alami Deflasi 0,03 Persen
Oleh : Ismail
Jum\'at | 02-03-2018 | 08:14 WIB
pasar-tradisional.jpg Honda-Batam
BPS Kepri mencatat, pada Februari 2018 gabungan 2 kota IHK (Kota Batam dan Tanjungpinang) menunjukkan deflasi sebesar 0,03 persen dengan IHK sebesar 133,04. Itu terjadi salah satunya karena penurunan harga pada kelompok bahan makanan sebesar 2,55 persen (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau mencatat, pada Februari 2018 gabungan 2 kota IHK (Kota Batam dan Tanjungpinang) menunjukkan deflasi sebesar 0,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 133,04.

Deflasi tersebut disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok bahan makanan sebesar 2,55 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,10 persen.

Kepala BPS Kepri, Panusunan Siregar memaparkan, di samping kedua kelompok di atas yang menunjukkan penurunan, sebaliknya lima kelompok justru mengalami kenaikan indeks. Di antaranya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,23 persen.

Lalu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,26 persen. Selanjutnya, kelompok sandang sebesar 0,41 persen.

"Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 0,41 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,09 persen," paparnya dalam press rilis di Kantor BPS Kepri kawasam Jalan Ahmad Yani Tanjungpinang, Kamis (1/3/2018).

Ia juga menyampaikan, dari 23 kota IHK di Sumatra, tercatat 20 kota mengalami deflasi dan 3 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Medan sebesar 0,96 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Lubuk Linggau sebesar 0,02 persen.

Sementara, Kota Batam dari 20 kota yang mengalami deflasi di Sumatra menduduki peringkat ke-18. Sedangkan, Tanjungpinang dari 3 kota yang mengalami inflasi di Sumatra menduduki peringkat ke-2.

"inflasi tertinggi terjadi di Kota Metro sebesar 0,19 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,06 persen," sebut Panusunan.

Editor: Udin