Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kebutuhan Beras dan Gula Menipis, Rafiq Gelar Rapat Bersama Pelaku Usaha di Karimun
Oleh : Wandy
Rabu | 21-02-2018 | 16:38 WIB
rapat-bersama1.jpg Honda-Batam
Bupati Karimun Aunur Rafiq pimpin rapat bersama dengan pelaku usaha di Karimun. (Foto: Wandy)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Demi perkembangan ekonomi di Kabupaten Karimun, Bupati Karimun Aunur Rafiq menggelar rapat sinergitas dengan pelaku bisnis pada Rabu (21/2/2018) di Rumah Dinas Bupati Karimun.

"Kita mengadakan rapat koordinasi dan konsultasi dengan pelaku bisnis importir dan eksportir di Kabupaten Karimun. Kita memaparkan tentang perputaran ekonomi di Kabupaten Karimun dengan gambaran masalah sembilan bahan pokok dan termasuk komoditi lainnya," kata Rafiq saat diwawancarai.

Rafiq juga mengatakan dengan ditutupnya keran impor yang berdasarkan kebijakan Pemerintahan Pusat pada bulan Juli 2017 lalu, aktifitas impor di Kabupaten Karimun tidak ada lagi. Semua kebutuhan terpenuhi melalui komoditi lokal.

"Namun seiring berjalannya waktu kita akan mengalami permasalahan namun tidak begitu signifikan karena memang daerah kita daerah perbatasan terluar. Untuk itu mengenai masalah beras dan gula, saya kira perlu mendapat suatu kebijakan yang lebih khusus lagi dari Pemerintah Pusat," terangnya.

Berdasarkan penjelasan Kakanwil DJBC Khusus Kepri, para pelaku bisnis diberikan harapan untuk mengurus selaku importir namun para pelaku usaha menyatakan untuk mengurus importir itu bukan suatu hal yang mudah khususnya masalah beras, karena saat ini beras diberikan seluruhnya kepada bulog sebagai importirnya.

"Karena beras diberikan kepada bulog sebagai importirnya dan kita harus mengambilnya dari bulog. Sementara beras premium yang disampaikan pelaku usaha tadi dimana beras yang didatangkan dari luar dengan harga Rp 12.500 dan untuk sampai di Karimun saja itu sudah mencapai Rp 13.000," kata orang nomor satu di Bumi Berazam tersebut.

"Apabila dijual di pasaran itu tidak akan mungkin bisa, apalagi kepada pengecer karena bisa mencapai Rp 14.000 per kilonya, untuk itu tidak akan mungkin mendatangkan beras premium ke Kabupaten Karimun dan ini lah yang mejadi kendala kita bersama," tambah Rafiq.

Untuk itu berdasarkan hasil rapat yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan Para Pelaku Bisnis bahwa Bupati Karimun akan coba menyurati kepada Gubernur Kepri untuk dapat memfasilitasi Kabupaten Kota, agar persoalan masalah impor ini menjadi pembicaraan di tingkat pusat sehingga nantinya akan dilakukan rapat dengan Menteri Perdagangan yang mungkin akan mengundang seluruh Kabupaten Kota.

"Tentu awalnya kita akan menyurati ke Gubernur Kepri tentang hasil rapat pada hari ini, dan apa yang menjadi kendala kita, serta apa yang dirasakan masyarakat kabupaten Karimun sehingga itu bisa menjadi bahan untuk rapat di Pemerintah Pusat," papar Rafiq.

Editor: Yudha