Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DPD RI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kepri Alami Kenaikan pada 2018
Oleh : Irawan
Selasa | 30-01-2018 | 20:14 WIB
Haripinto28.gif Honda-Batam

PKP Developer

Senator Haripinto Tanuwdijaja, Anggota Komite IV DPD RI asal Provinsi Kepulauan Riau

BATAMTODAY.COM,Jakarta - Senator Haripinto Tanuwidjaja memprediksi angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada 2018 akan mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2017 lalu.

"Pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 di Kepulauan Riau ini diperkirakan naik di angka 2,24 % hingga 4,6 %," kata Haripinto, Selasa (30/1/2018).

Menurut Haripinto, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi itu, pemerintah daerah diharapkan dapat menggenjot berbagai sektor pertumbuhan ekonomi baru terutama sektor-sektor sumber daya alam yang dapat meningkatkan nilai tambah, seperti sektor maritim, agribisnis serta sektor pariwisata.

"Hal lain yang tidak kalah mendesak adalah memperbaiki iklim investasi daerah agar semakin kondusif dan memeprcepat ketersediaan infrastruktur yang memadai," katanya.

Seperti diketahui, capaian pertumbuhan ekonomi Kepri pada Semester I 2017 hanya 1,52%, terendah sepanjang sejarah Kepri yang meleset dari target pertumbuhan ekonomi Kepri 2017: 5,85 % (RPJMD Kepri),

"Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri pada semester I lalu disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan di tiga sektor utama yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian di Kepri. Sektor industri pengolahan turun 0,44%, sektor konstruksi turun 0,06% dan sektor pertambangan/penggalian turun 4,32 %," katanya.

Sementara dari sisi pengeluaran, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang selama ini menjadi penyumbang terbesar terhadap PDRB Kepri mengalami penurunan sebesar 2,20%. Sedangkan APBD yang diharapkan dapat berfungsi sebagai stimulus, belum dapat memainkan perannya, seiring dengan menurunnya konsumsi pemerintah yang cukup signifikan pada triwulan II lalu, yakni turun sebesar 6,66 %.

"Jadi target pertumbuhan ekonomi (PE) Kepri tahun 2017 yang sebesar 5,85% nampaknya hampir mustahil bisa dicapai. Pemprov Kepri perlu merevisi target PE 2017 ke angka yang lebih realistis, mungkin pada kisaran 2 - 4 %," katanya.

Rendahnya pertumbuhan ekonomi Kepri dipicu oleh kondisi perekonomian Batam yang tengah mengalami 'sakit parah' . Sehingga sepanjang ekonomi Batam belum 'disembuhkan', maka pertumbuhan perekonomian Provinsi Kepri masih akan terus rendah.

"Fakta empiris menunjukkan bahwa kinerja perekonomian Kepri sangat dipengaruhi oleh kinerja perekonomian Kota Batam. Hampir 71% roda perekonomian Kepri, ditentukan oleh geliat ekonomi di Kota Batam," ungkap Haripinto.

Pergantian Kepala Bada Pengusahaan (BP) Batam dari Hatanto Reksodipoetro ke Lukita Dinarysah Tuwo beberapa waktu lalu, telah membawa perubahan bagi iklim investasi di Batam. Sehingga tak mengherankan apabila Kementerian Perekonomian mematok target pertumbuhan ekonomi Batam sebesar 7 persen. Ekonomi Batam diharapkan, tidak hanya menyumbang bagi pertumbuhan ekonomi Kepri, tapi juga menyumbangkan pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Editor: Surya