Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tak Bisa Lunasi Utang, Distributor Hentikan Suplay Obat ke RSUD Embung Fatimah
Oleh : Ismail
Selasa | 23-01-2018 | 18:38 WIB
tjetjep-yudiana1.jpg Honda-Batam
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau, Tjetjep Yudiana (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau akan memberikan bantuan berupa kekosongan ketersediaan obat-obatan di Rumah Sakit Embung Fatimah, Kota Batam.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau, Tjetjep Yudiana, menyebut saat ini pihaknya sedang mendata kebutuhan obat yang diperlukan di rumah sakit tersebut.

"Rencananya, Gubernur sendiri yang langsung menyerahkan sesuai dengan kebutuhannya," ungkapnya, Selasa (23/1/2018).

Ia membeberkan, kosongnya ketersediaan obat-obatan di RS Embung Fatimah dipicu adanya masalah antara pihak RSUD dan distributor yang menyuplai obat selama ini. Management RSUD Embung Fatimah belum bisa melunasi utangnya kepada distributor penyuplai obat.

"Namanya masalah bisnis. Jadi kalau tidak dibayar maka distributor tidak akan menyuplai. Makanya, pengadaan obat-obatan dihentikan," ungkapnya.

Ia memaparkan, untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya sudah berkordinasi dengan BUMN produsen obat PT Kimia Farma untuk menyuplai kebutuhan obat di RS tersebut. Kerja sama yang disepakati tersebut dengan pertimbangan sistem pembagian untung antara pihak RS Embung Fatimah dan PT Kimia Farma.

"Inilah satu-satunya jalan agar kebutuhan obat bisa tertangani," kata Tjetjep.

Tjetjep menambahkan, langkah tersebut merupakan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan permasalahan kebutuhan obat di RS Embung Fatimah. Karena dengan begitu, pihak RS difokuskan untuk melunaskan hutang kepada distributor lamanya. Namun saat ditanya besaran hutang pihak RS dan distributor, Tjetjep tidak bersedia membeberkannya.

Sebelumnya, pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji kembali dikeluhkan warga. Banyak warga kecewa sebab stok obat-obatan di rumah sakit plat merah itu masih banyak yang kosong.

Yanto, warga Pulau Rezai, Kabupaten Lingga, mengaku cukup susah mendapatkan obat darah tinggi untuk ibunya yang menjalani perawatan medis di ruangan rawat Inap. Itu karena obat darah tinggi yang dibutuhkan ibunya tidak tersedia di Apotek rumah sakit tersebut. Sehingga dia harus mencari obat tersebut ke apotek di luar.

"Dapat di Apotek Aviaria tadi. Di sini tak ada katanya," ujar Yanto saat di RSUD, Senin (22/1/2017).

Kekosongan obat darah tinggi tersebut, diakui Yanto, sudah terjadi sejak awal ibunya dirawat di rumah sakit itu. "Ibu saya sudah dua hari di sini. Memang dari awal tak ada obat itu," ujarnya lagi.

Padahal kata Yanto, ibunya itu terdaftar sebagai pasien BPJS dan seharusnya tak perlu membeli obat lagi sebab sudah ditanggung BPJS. Namun itu tidak berlaku, sebab di RSUD itu tidak tersedia obat yang dibutuhkan ibunya.

"Kami sudah jauh-jauh dari Lingga rupanya tak ada obat di sini. Cuman namanya saja pasien BPJS, tapi obat beli sendiri di luar. Gimana kalau tak punya uang, siapa yang mau bantu di sini," keluh Yanto.

Editor: Udin