Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Utang Luar Negeri pada Akhir Oktober 2017 Naik 4 Persen
Oleh : Redaksi
Sabtu | 16-12-2017 | 11:50 WIB
Bank-Indonesia.jpg Honda-Batam
Ilustrasi - Bank Indonesia.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Bank Indonesia mengklaim utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Oktober 2017 tumbuh terkendali. ULN pada akhir Oktober 2017 tercatat USD 341,5 miliar atau tumbuh stabil sebesar 4,8 persen (yoy).

Berdasarkan kelompok peminjam, pertumbuhan ULN didorong oleh peningkatan ULN sektor swasta dan sektor publik (pemerintah dan bank sentral). ULN sektor swasta tumbuh stabil sebesar 1,3 persen (yoy), sama dengan pertumbuhan bulan sebelumnya, sementara ULN sektor publik tumbuh 8,4 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 8,5 persen (yoy).

Berdasarkan jangka waktu asal, struktur ULN Indonesia pada akhir Oktober 2017 masih aman karena tetap didominasi ULN jangka panjang. ULN berjangka panjang memiliki pangsa 86,3 persen dari total ULN dan pada akhir Oktober 2017 tumbuh 3,9 persen (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya (3,7 persen yoy). "Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 10,6 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (12,6 persen yoy)," tulis BI dalam website resminya.

Menurut sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir Oktober 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77 persen, relatif sama dengan pangsa bulan sebelumnya maupun periode yang sama tahun 2016.

Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada Oktober 2017 tetap terkendali. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Oktober 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen. Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers.

Bank Indonesia terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk meyakinkan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Sumber: Bisnis.com
Editor: Gokli