Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terendah Dalam 10 Tahun

Pasar Retail Lesu, Tingkat Okupansi di Mal Terus Menurun
Oleh : Redaksi
Kamis | 14-12-2017 | 14:50 WIB
morning-sale11.gif Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi retail di Batam. (Foto: Dok Batamtoday.com/Suci)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Senior Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto, menyebutkan tingkat okupansi atau keterisian pusat belanja atau mal belakangan terus menurun. Penurunan okupansi ini disebut-sebut sebagai salah satu indikator lesunya industri retail.

"Saat ini tercatat berada pada tingkat terendah setidaknya selama 10 tahun terakhir," katanya di Jakarta, Kamis, 14 Desember 2017. Pernyataan tersebut didasarkan dari data yang dihimpun Colliers sebelumnya.

Dari kajian Colliers juga disebutkan bahwa fenomena penurunan penjualan sektor retail di wilayah Jakarta sebetulnya telah diantisipasi oleh kebijakan moratorium mal yang telah dikeluarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beberapa tahun sebelumnya. "Akibat kebijakan moratorium pusat perbelanjaan yang berlaku di Jakarta, sisi pasokan berhasil dikontrol selama terjadi penurunan saat ini," tutur Ferry.

Secara keseluruhan, kata Ferry, pasar retail saat ini berada dalam periode yang penuh tantangan. Dua faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah karena menurunnya daya beli masyarakat dan adanya sejumlah gerai terkemuka pada sejumlah mal yang tutup.

Untuk itu, menurut Ferry, pemerintah perlu memperhatikan kebijakan dalam rangka meningkatkan daya beli masyarakat untuk memperbaiki kinerja retail. "Saat ini terjadi penurunan daya beli, dengan kebutuhan meningkat sedangkan 'income' (penghasilan) tidak meningkat sepesat biaya kebutuhan," ucapnya

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai penutupan dua gerai Matahari Department Store di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai bukan karena menurun daya beli masyarakat, melainkan upaya efisiensi perusahaan. Meski kedua gerai tutup, kondisi retail masih terbilang bagus karena kinerja Matahari Department Store dari tahun ke tahun (year on year) menunjukkan peningkatan pendapatan.

"Bukan karena daya beli. Tolong dilihat, yang year on year (yoy), pendapatannya masing-masing perusahaan itu naik atau turun. Tidak ada yang turun, jadi tidak ada urusan sama daya beli," kata Enggartiasto, di Jakarta, pertengahan September lalu.

Menurut Enggartiasto, penutupan gerai Matahari tidak membuat kondisi retail terpuruk, karena harus dilihat dari pembukuan tahunan yang menunjukkan peningkatan pendapatan dan laba bersih yoy. Kalaupun pusat perbelanjaan di beberapa lokasi sepi karena ada pergeseran minat masyarakat yang fokus di kawasan Sudirman, SCBD hingga Thamrin untuk lokasi utama belanja.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha