Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dirancang Jadi Event Wisata

Tradisi 'Mandi Safar' Masih Terjaga di Kalangan Masyarakat Lingga
Oleh : Bayu Yiyandi
Rabu | 15-11-2017 | 11:38 WIB
siraman.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Asisten III Bupati Lingga, Abdurakhman saat melakukan 'Mandi Safar'. (Foto: Bayu Yiyandi)

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Mandi Safar adalah salah satu tradisi lama Melayu yang hingga kini masih terjaga eksistensinya di Kabupaten Lingga. Tradisi lama yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam ini digelar setiap tahun di Bulan Safar dalam hitungan Tahun Hijriah.

Sesuai dengan namanya, tradisi ini dilaksanakan dengan acara mandi yang tujuannya untuk menolak bala.

"Tradisi Mandi Safar ini sudah dilaksanakan sejak zaman Sultan Riau Lingga, Sultan Abdulrahman Muazamsyah yang memerintah tahun 1883-1911," kata Asisten III Bupati Lingga, Abdurakhman saat mewakili Bupati dan Wakil Bupati pada penyelenggaraan kegiatan Mandi Safar tahun 2017 di objek Wisata Lubuk Papan, Rabu (15/11/2017).

Saat ini, ungkap Abdurakhman, kegiatan Mandi Safar sudah menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Lingga yang dilaksanakan melalui Dinas terkait. Karena berpotensi menjadi objek wisata baru yang sangat menarik, khususnya objek wisata sejarah dan budaya.

Sekaligus untuk meningkatkan silaturahmi, baik dengan sesama tetangga maupun dengan keluarga lainnya.

"Makna sosial yang diambil dari kegiatan ini adalah terjalinnya hubungan silaturahmi antar keluarga dan masyarakat yang ditandai dengan kekompakan dan kebersamaan," ujarnya.

Selain menjalin hubungan silaturahmi, makna lain yang diambil dari pagelaran Mandi Safar adalah sebagai sarana untuk introspeksi diri. Baik secara lahiriah maupun secara batin dan mengharapkan rida dari Allah SWT. Dan untuk melestarikan budaya lama yang sudah ada di daerah ini sejak ratusan tahun yang lalu.

"Bulan Safar dikenal sebagai bulan naas, jadi perlu menjadi intropeksi bagi seluruh kalangan. Tradisi menolak bala dari seluruh marabahaya ini harus tetap kita jaga dan lestarikan," ungkapnya.

Tradisi Mandi Safar juga dilaksanakan masyarakat Lingga umumnya. Ada yang melaksanakannya secara berkelompok di tempat pemandian umum, pantai dan ada juga yang melaksanakannya di sekitar masjid-masjid yang ada.

Kedepannya, sambung Abdurakhman kegiatan Mandi Safar diharapkan dapat menjadi daya tarik wistawan untuk berkunjung ke Kabupaten Lingga.

Editor: Gokli