Karyawati Toko Hawai Karimun

Sebanyak 7 Saksi Diperiksa Terkait Penyiraman Air Keras kepada Aprianti
Oleh : Wandy
Senin | 16-10-2017 | 19:50 WIB
Korrban-penyiraman-air-keras-di-karimun.gif
Kondisi korban saat di RSBT (Foto: Wandy)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Polisi masih melidik dua orang yang diduga pelaku yang menyiramkan air keras kepada Aprianti (20), karyawan toko pakaian Hawai di Karimun, Sabtu (14/10/2017) sekira pukul 18.30 Wib.

Kapolsek Balai, Kompol Jhon Hendry Rakutta Sitepu, mengatakan bahwa sebanyak 7 orang saksi telah dimintai keterangannya terkait perkara tersebut dari kerabat dekat korban, hingga rekan kerja dan warga sekitar lokasi kejadian.

"Untuk sementara sudah 7 orang saksi kita ambil keterangan dari kerabat dekat korban, rekan kerja dan warga sekitar lokasi. Kemungkinan masih ada saksi lain akan diperiksa," ujar Hendry, Senin, (16/10/2017)

Hendry mengatakan, di samping mengambil keterangan para saksi, pihaknya juga sudah berusaha mencari rekaman CCTV. Menurutnya, ada beberapa CCTV yang mungkin merekam 2 pelaku penyiraman air keras tersebut.

"Semoga ada titik terang dari kejadian ini, anggota kita sedang mengambil rekaman tersebut," ujarnya.

Menurutnya, pelaku yang menyiram Aprianty diduga menggunakan air aki, namun begitu, masih menunggu hasil pemeriksan untuk memastikan perihal tersebut.

"Dugaan sementara air tersebut murupakan air aki. Pasalnya, setelah tersiram air itu menyebabkan pakaian yang dikenakan korban rusak seperti terbakar. Tapi kita masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut," katanya.

Hingga saat ini, untuk ciri- ciri pelaku masih belum diketahui. Karena korban saat itu, hanya melihat sepintas sosok 2 orang yang menyirami dirinya menggunakan air keras. Selain itu, hasil olah TKP yang dilakukan pihaknya, juga tidak menemukan barang bukti lain selain milik korban.

"Ciri-ciri pelaku masih belum diketahui, penerangan di TKP kurang dan korban hanya melihat pelaku yang berjumlah dua orang," kata Kapolsek Balai ini.

Aprianty saat ini masih menjalani pengobatan di Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT). Ketika berusaha dijumpai di RSBT, korban masih enggan berkomentar banyak. Saat ditanyai apakah ada seseorang dicurigai korban, dia hanya menjawab singkat.

"Tidak tahu," katanya singkat.

Aprianty saat dikunjungi, ketika itu hanya ditemani seorang pria. Berdasarkan informasi dari pria berbaju merah tersebut bahwa Aprianty akan menjalani operasi, sehingga tidak bersedia diwawancarai.

"Bukan maksud kami menolak, cuman minta pengertian dari teman- teman, mungkin dia lagi tidak enak pikiran, sebentar lagi dia akan menjalani operasi, jadi butuh untuk menenangkan pikiran, maaf ya," ujarnya.

Sedangkan Direktur Utama RSBT, Firmansyah, mengatakan bahwa kondisi korban akan disampaikan pihak RSBT secara resmi melalui rilis dalam waktu dekat.

Editor: Udin