Momentum Hari Sumpah Pemuda, 25 Ribu Mahasiswa Kepri Gelar Aksi Kebangsaan
Oleh : Irwan Hirzal
Jumat | 13-10-2017 | 20:02 WIB
OC-dan-SC.gif
Pembentukan kepanitiaan Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC) Aksi kebangsaan 28 Oktober mendatang, Kamis (12/10/2017) malam di Golden View, Bengkong Laut, Kota Batam (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODOYA.COM, Batam - Momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang, akan menjadi momen bagi mahasiswa se-Kepri untuk menggelar aksi kebangsaan. Aksi itu merupakan bentuk perlawanan terhadap gerakan radikalisme yang mulai masuk ke wilayah kampus dan kehidupan masyarakat.

"Aksi kebangsaan 28 Oktober mendatang, meneruskan aksi yang digelar di Nusa Dua, Bali, bersama ribuan Rektor dan Presiden pada 25-26 September lalu," ujar Hazhary, Koordinator Wilayah Aksi Kebangsaan Melawan Radikalisme Provinsi Kepri, kepada awak media usai pembentukan kepanitiaan Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC) di Golden View, Bengkong Laut, Kota Batam, Kamis (12/10/2017) malam.

Hazhary, yang didaulat sebagai Ketua OC menuturkan, setidaknya sebanyak 25 ribu mahasiswa yang terdiri dari 30 Perguruan Tinggi di Kepri, Tanjungpinang, Bintan, Karimun, Lingga, Anambas dan Natuna secara serentak akan menggelar Aksi Kebangsaan. Jadi secara bersamaan momentum tersebut digelar di seluruh Indonesia yang melibatkan mahasiswa, dosen dan rektor.

"Pada momentum hari Sumpah Pemuda nanti, 4,5 juta peserta seluruh Indonesia akan menggelar aksi ini," terangnya.

Senada dikatakan Presidium Nasional (Presnas) Kepri, Rizki Faisal, bahwa aksi kebangsaan ini merupakan tonggak sejarah mahasiswa Indonesia sebagai benteng terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI.

"Saya mendukung aksi ini yang kebetulan bertepatan dengan momentum Sumpah Pemuda. Pemuda dan mahasiswa dengan dukungan penuh para Dosen dan Rektor yang merupakan aset bangsa sebagai benteng terdepan NKRI," tandasnya.

"Aksi Kebangsaan Melawan Radikalisme" ini timbul dari keprihatinan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yang mulai dimasuki faham-faham asing yang bernuansa radikal di Indonesia.

Faham yang mengajarkan kekerasan dalam mencapai tujuan dengan mengatasnamakan suku, ras dan antar golongan yang bertentangan dengan Pancasila.

Editor: Udin