Ketika Doktrin Gafatar Mendarahdaging
Oleh : Irwan Hirzal
Rabu | 17-02-2016 | 08:00 WIB
IMG_3247.JPG
Para pengikut Gafatar asal Batam saat dipulangkan. (Foto: Dok Batamtoday.com)

TAK ada yang bisa membunuh doktrin. Engkau bisa membunuh orangnya, tapi tidak ideologinya. Itulah yang terjadi di Asrama Haji Batam. Pemerintah bisa saja membubarkan kelompok Gafatar, tapi siapa yang bisa menghapus doktrin Gafatar dari dalam hati mereka. Tak ada! Berikut tulisan wartawan BATAMTODAY.COM, Irwan Hirzal mengenai para pengikut Gafatar asal Batam itu. 

Sabtu, 13 Februari 2016, pukul 04.50 WIB. Kumandang azan subuh yang merdu di masjid Arama Haji Batam Center, tak mempan menggerakkan 92 orang warga Batam pengikut Gafatar. Mereka beranjak dari tempat tidur mereka untuk bergegas mengambil air wudhu dan sholat. Tidak. 

Mereka tetap tidur dan acuh. Meskipun petugas dari Kementerian Agama (Kemenang) Kota Batam telah membangunan mereka. Kecuali hanya sedikit yang "tak enak" hati, lalu pergi sholat. Itulah hari pertama kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Kemenag Kota Batam terhadap warga Batam pengikut Gafatar itu. 

Lalu, Minggu, 14 Februari 2016, Tim Kemenang menggelar ru'yah atau membacakan ayat-ayat suci Al Qur'an kepada mereka untuk mengusir jin dari dalam tubuh para pengikut Gafatar asal Batam itu. Tapi apa yang terjadi? Mereka tertawa-tawa mengejek 7 orang ustadz peru'yah itu. Mereka berpura-pura kesurupan lalu ketawa-ketiwi mengekrpresikan ejekan mereka itu.

Memang, doktrin yang ditanamkan imam besar Gafatar, Ahmad Musadeq, tidak ada kewajiban sholat lima waktu. Kehidupan beragama, tidak seharusnya memberatkan mereka. Tidak semestinya, menggangu waktu tidur, dan sebagainya. Begitu diantara doktrin Gafatar yang telah berganti-ganti nama itu. Mulai dari nama Millah Ibrahim sampai dengan nama Al Qiyadah Al Islamiyah. 

Bagi mereka, nama organisasi tidak penting. Yang terpenting adalah, doktrin di hati mereka tak boleh mati. Karena mereka telah bersyahadat, dengan syahadat yang berbeda dengan syahadat umat Islam.  "Asyahadu Allaa Ilaaha Illawwohi, Wa Asyhadu Anna Al Masiih Nabiyullah. Artinya : Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa al Masih adalah nabi Allah. " Demikian bunyi syahadat mereka.

   
Maka, dengan doktrin yang begitu kuat, mama wajar jika tim dari Kemenang Kota Batam tak kuasa menghadapi mereka selama di Asrama Haji Batam. "Ya, doktrin yang kuat diajaran Gafatar membuat mereka mempertahankan ajaran yang melarang sholat lima waktu," ungkap Nabhan, Ketua Pembinaan Mantan Anggota Gafatar, Kepala Seksi Bimbingan Islam Kantor Kemenag Kota Batam, kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (16/2/2016)

Saat ini, tambah Nabhan, pihaknya telah menarik mundur semua timnya dari Asrama Haji Batam. Dan menyerahkan penanganan mereka itu kepada tim Pakem dari Kejaksaan. Mereka telah melanggar Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan organisasi mereka juga terlarang. Biarlah hukum yang mengurusi mereka. 

Pemerintah dibikin pusing dengan tingkah polah pengikut Gafatar itu. Mau dipulangkan ke mana? Mereka sudah menjual rumah dan seluruh asetnya saat berangkat ke Kalimantan Barat. Dengan doktrin yang masih begitu kuat di dalam hati mereka itu. Apa yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat menghadapi para pengikut Gafatar itu? Entahlah!

Editor: Dardani