2015, BI Temukan 741 Lembar Uang Palsu di Kepri
Oleh : Ahmad Rohmadi
Rabu | 30-12-2015 | 10:08 WIB
gusti-raizal-baru.jpg
Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Kepri, Gusti Raizal Eka Putra. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat temuan uang palsu sebanyak 741 lembar selama tahun 2015.


Angka temuan tersebut terus mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya dimana pada tahun 2014 sebanyak 367 lembar, tahun 2013 sebanyak 337 lembar, dan pada tahun 2012 sebanyak 266 lembar.

"Tahun 2015 ini memang mengalami kenaikan yang signifikan di Kepri. Dan Batam masih tercatat sebagai kota dengan peredaran uang palsu tertinggi," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Kepri, Gusti Raizal Eka Putra, Selasa ( 29/12/2015)

Temuan uang palsu tersebut terbagi menjadi pecahan Rp 100 ribu tahun emisi 2004, 316 lembar. Pecahan Rp 100 ribu emisi tahun 1999, 13 lembar. Pecahan Rp 50 ribu emisi tahun 2005, 387 lembar. Pecahan Rp 50 ribu emisi tahun 1999, 3 lembar. Pecahan Rp 20 ribu emisi tahun 2004, 18 lembar. Dan pecahan Rp 10 ribu emisi tahun 2005, 4 lembar.

Menurut Gusti, temuan itu baru yang tercatat oleh BI dari laporan Perbankan, atau laporan masyarkat melalui perbankan. Belum termasuk data Upal yang diamankan pihak kepolisian.

Biasanya BI segera menindaklanjuti kepada Polresta Barelang jika mendapatkan temuan uang palsu tersebut dan BI juga menurunkan tim ahlinya selama proses berlangsung. "Ada beberapa sindikat yang berupaya mengelabui UV Lamp, tapi sampai saat ini belum ada  yang berhasil," katanya.

Namun, di Kepri sendiri sejauh ini belum ada teridentifikasi pembuat uang palsu, baru hanya tempat peredaran. Salah satu korban yang sering disasar adalah para Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang baru pulang bekerja di luar negeri.

"Modusnya, sindikat ini menawarkan nilai tukar mata uang asing yang lebih tinggi dari yang ada di Bank atau Money Changer," jelasnya.

Editor: Dardani