Dandim Batam Pastikan TNI Tak Terlibat Politik Praktis, Tapi Bertugas sesuai Koridor
Oleh : Romi Chandra
Kamis | 10-12-2015 | 18:42 WIB
dandim-batam-josep.jpg
Dandim 0316 Batam Letkol Infantri Josep Tanada Sidabutar.

BATAMTODAY.COM, Batam - Dandim 0316 Batam Letkol Infantri Josep Tanada Sidabutar menilai, fakta adanya indikasi politik uang yang dilakukan tim pemenangan pasangan calon (paslon) Gubernur Kepri nomor urut dua di Bengkong Sadai, yang ditemukan Babinsa dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0316 Batam, hingga kini masih diputarbalikkan.

Bahkan paslon tersebut malah ingin melaporkan dirinya ke Panglima TNI di pusat, karena dianggap mengintimidasi masyarakat atau mengurusi urusan partainya. Namun, saat dikonfirmasi ihwal adanya rencana pelaporan dirinya ke Panglima TNI, Dandim Josep Tanada Sidabutar malah tersenyum dan menganggap hal itu sesuatu yang lucu.

Josep Tanada yang ditemui di ruangan kerjanya, Kamis (10/12/2015) siang, menjelaskan, sebagai aparat kewilayahan dan bertugas sesuai koridor, ia merasa tidak ada yang perlu ditakutkan jika nanti ada laporan ke pusat. Bahkan, masyarakat juga bisa menilai apa yang sebenarnya terjadi saat itu, dan siapa yang membalikkan fakta sebenarnya.

"Mana yang benar dan mana yang salah, biar masyarakat yang menilai. Saya lihat pernyataan dari pihak paslon yang dikeluarkan di media terkait masalah tersebut, justru sangat jauh dari apa yang terjadi sebenarnya. Bukan maksud mencari lawan atau bagaimana. Kami hanya ingin meluruskan apa yang terjadi sebenarnya. Apakah salah kami bertugas sesuai dengan koridor?" ujarnya.


Dilanjutkan Josep, pihaknya sudah lama melakukan monitoring untuk menjaga keamanan pilkada dan tidak ada keresahan dari masyarakat. Namun beberapa hari terakhir, sangat banyak laporan dari masyarakat karena terjadinya indikasi kecurangan. Dan kebetulan saat itu Babinsa mendapati pihak paslon nomor dua tersebut yang terindikasi melakukan kecurangan.

"Kami dikatakan mengintimidasi partainya (PDI P), dengan datang rombongan membawa senjata lengkap ke rumah si Alex, itu sangat tidak benar. Jelas-jelas yang datang ke rumah itu hanya satu anggota Babinsa bersama tombongan masyarakat yang resah. Romo (Soerya Respationo) sendiri tahu kejadian malam itu, karena datang ke lokasi. Karena ia datang dengan rombongan sebanyak enam mobil, makanya anggota Babinsa menghubungi Danramil dan datang mengendarai mobil patroli. Memang mereka ditugaskan patroli sambil membawa senjata, tapi datangnya itu setelah ada kejadian," tutur Josep.

Selain itu, keterangan yang diberikan paslon itu dinilai setengah-setengah, dan tidak dari awal kejadian. "Kemarin sudah saya jelaskan, kejadian awal itu sekitar pukul lima sore karena ada laporan masyarakat. Karena si Alex mengatakan uang itu dari Duta Mas dan untuk tim saksi, anggota kita tidak mengganggu," terangnya.

Tapi malamnya, Josep menambahkan, Babinsa dapat lagi laporan, ternyata yang ditemukan lagi-lagi si Alex ini yang menurut laporan tengah membagikan uang pada warga di rumahnya. Apakah ini tidak membuktikan telah mengarah pada indikasi money politic?" ujarnya dengan nada bertanya.

Sebagai aparat, tambahnya, melihat banyaknya kecurangan, tentu tidak akan hanya diam saja. Ditambah lagi masyarakat meminta TNI agar ikut menjaga keamanan selama proses pilkada berlangsung. Karena tidak mau masyarakat resah, Dandim memerintahkan anggota mengontrol dan mengawasi, guna memberikan kemnyamana di tengah masyarakat.

"Kami juga dituduh melakukan politik praktis. Sekarang kami kembali bertanya, apa yang dimaksud politik praktis itu? Jika TNI melakukan tugasnya dengan baik, apa itu yang dimaksud politik praktis? TNI diminta atau tidak diminta, pasti akan turun melakukan pengamanan. Tidak mungkin kami hanya diam saja melihat kecuragan yang terjadi. Lagian kami tidak pernah mengamankan orang dan membawa ke Makodim. Malah jika kami menemukan kecurangan itu, kami langsung memberikan pada Paswaslu agar ditindaklanjuti," ungkapnya.

Ditambah lagi, adanya isu yang mengatakan TNI masuk ke bilik suara, Josep dengan santai menjawab, jika memang benar, tentunya sudah ada laporan yang dilakukan pada Panwaslu. "Ini sama sekali tidak ada laporan, tentunya isu itu hanya ingin menjelekkan TNI saja. Justru mereka yang ingin membuat kecurangan itu yang resah karena setiap kegiatan pilkada dijaga ketat oleh aparat, seperti TNI dan Polri," tandasnya.

Ia juga mengingatkan, kepada pihak yang tidak bertanggung jawab dan memanfaatkan keadaan demi kepentingan, jangan memperkeruh keadaan. Dan jika tidak mengetahui apa yang terjadi, jangan ikut berkomentar.

"Ini sama saja memprovokasi antara TNI dengan paslon tersebut. Dengan TNI memonitor, baru kali ini masyarakat nyaman melaksanakan pilkada. Boleh dibuktikan dengan meminta tanggapan masyarakat," pungkasnya.

Editor: Dodo