Peluang Wirausaha di Era Pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
Oleh : Roni Ginting
Selasa | 29-09-2015 | 13:06 WIB
djasarmen_purba.jpg
Djasarmen Purba. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Anggota Komite II  DPD RI  Asal Provinsi Kepulauan Riau, Djasarmen Purba, SH, khususnya yang membidangai industry dan perdangangan, menyelenggarakan diskusi publik dengan tajuk “ Peluang Wirausaha Dalam Era Pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA/AEC) 2015, Sabtu (26/9/2015).

Diskusi publik ini menjadi sangat penting dan mendesak, mengingat  bangsa Indonesia telah memasuki era pasar tunggal dengan berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 ini. Keberadaan AEC itu akan menjadikan arus bebas lalu lintas barang, jasa, investasi, dan modal di kawasan Asia Tenggara. 

Hal tersebut tentu akan menimbulkan masalah ekonomi dan sosial bagi Indonesia saat kita ternyata belum siap menghadapai persaingan bebas ini. 

“Ada beberapa pihak yang masih sekptis bahkan menolak impelemetasi pasar tunggal ASEAN ini, walaupun ada juga yang memang sudah menyatakan siap. Hal ini mejadi perhatian serius bagi kami komite II DPD RI," demikian menurut Anggota Komite II DPD RI Djasarmen Purba, SH.

Mengacu pada hal tersebut, seyogyanya gerakan kewirausahaan diarahkan pada upaya percepatan dan pengembangan untuk menopang ekonomi nasional lebih kuat lagi. Oleh karena itu penumbuhan dan pengembangan kewirausahaan di Indonesia juga tidak dapat dilakukan dengan cara business as usual, tetapi diperlukan terobosan dan percepatan untuk mengejar ketertinggalan.

"Terbukti bahwa pada saat krisis moneter 1998, Koperasi dan Usaha Mikro-menengah itu mampu tetap bertahan dan jadi fundament ekonomi, terutama ekonomi masyarakat kalangan bawah yang menguasai sekitar 83% ekonomi nasional," ujar Jasarmen Purba, SH.

Ditambahkannya lagi bahwa dengan integrasi pasar ASEAN, maka kita akan memasuki sebuah ceruk atau pangsa pasar dengan populasi konsumen melebihi 500 juta manusia, dan bila nantinya MEA ini di integrasikan se ASIA, maka terbentuklah pasar tunggal AFTA yakni sebuah pasar tunggal dengan populasi konsumen terbesar di dunia, yakni 3 miliar konsumen, dimana Indonesia menempati populasi ke-3 terbesar, setelah RRC dan India.

Kewirausahaan sebagai faktor utama dalam pembangunan ekonomi membutuhkan sinergitas antara akedemisi atau peneliti, asosiasi pengusaha atau businessman, pemerintah atau government serta dukungan masyarakat atau community, yang biasa disingkat ABG+. 

"Sinergitas ini penting supaya isu kewirausahaan yang saat ini sedang digalakkan bisa lebih terarah. upaya pengembangan potensi kewirausahaan pemuda dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dengan fokus kegiatan melibatkan sinergitas unsur ABG+C (academic, business, government, and community)," terangnya.

Menurut Djasarmen, sasaran utama dari pelaksanaan FGD ini adalah kelompok masyarakat yang saat ini mengalami pemutusan hubungan kerja  dan kelompok pengangguran semu sebagai imbas langsung dari kondisi kelesuan eknomi yang semakin menunjukkan trend negatif. 

Diskusi ini ini sendiri diselenggarakan dengan mengundang peserta dari KADIN Kota Batam, DEKOPINDA, Pengprov PERCASI Kepulauan Riau, serta dari Unsur pelaku Koperasi dan  Usaha Mikro di wilayah Kota Batam.

Editor: Dardani